Nah, Februari 2012 ini tiba-tiba saja hujan salju melanda sebagian besar kota-kota di Eropa dan tak terkecuali Roma, Milan, dan Paris.
“Setelah lebih dari 20 tahun tidak melihat salju, warga kota Roma akhirnya bisa melihat dan merasakan kembali salju,” begitu isi teriakanku seakan mau menyambut pemandangan langka ini.
Namun, selebihnya adalah ‘penderitaan’ ketika kabar menyebutkan, seluruh daratan Italia ternyata bukan hanya kena hujan salju melainkan diterpa badai salju. Bahkan di beberapa sudut kota di banyak daerah di Italia, tidak hanya salju melainkan juga es.
Pembekuan terjadi dimana-mana.
Yang lebih menyedihkan lagi: temperatur anjlok drastis. Di wilayah daratan tinggi, suhu minimum mencapai -30° C; sementara di kota-kota suhunya -17°C dan maksimum -1°C.
Negara-negara Eropa Barat mengalami derita anjloknya suhu jauh lebih drastis. Ratusan orang meninggal dunia karena kedinginan . Hawa dingin berhembus dari kawasan Siberia (Kutub). “Semoga tidak ada lagi korban akibat cuaca dingin dari Siberia ini,” begitu harapanku.
Karena badai salju menerpa di banyak kawasan, jadwal penerbangan dan kereta api lintas negara dan antarkota menjadi kacau.