Home BERITA 15 Agustus: Hari Pesta Syukur Kongregrasi Bruder Maria Tidak Bernoda (MTB)

15 Agustus: Hari Pesta Syukur Kongregrasi Bruder Maria Tidak Bernoda (MTB)

0
Pesta Syukur Hari Kongregasi Bruder Maria Tak Bernoda (MTB) di Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak disisi dengan berbagai acara seperti kaul kekal, pembaruan kaul, dan penjubahan. (MTB)

SEJAK tahun 1980-an “Pesta Syukur” Kongregasi Bruder MTB (Maria tak Bernoda) dilaksanakan setiap tanggal 15 Agustus. Bertepatan dengan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.

Pada hari tersebut, Kongregasi Bruder MTB mengadakan upacara penerimaan jubah, pembaharuan janji setia, kaul kekal dan pesta syukur atas hidup membiara yang telah dijalani oleh para bruder jubilaris.

Komunitas Saint Marie Huijbergen

Dan itulah yang terjadi seperti di hari Kamis, 15 Agustus 2024 lalu. Baik para bruder di Indonesia maupun di Huijbergen Negeri Belanda, mengadakan acara syukuran. Di komunitas Saint Marie Huijbergen, Negeri Belanda, tiga bruder merayakan pesta kaul:

  • Br. Eduard Quint MTB: 65 tahun.
  • Br. Theo Eijkhoudt MTB: 65 tahun.
  • Br. Adrie Brooijman MTB: 60 tahun.
  • Br. Thomas Bone MTB: 40 tahun.

Komunitas Novisiat MTB di Yogyakarta

Di Komunitas Novisiat MTB Jogjakarta diadakan upacara penerimaan jubah dan pembaharuan janji setia pada corak hidup religius menurut Kongregasi Bruder MTB.

Penerimaan jubah terjadi pada Br. Carlo MTB dan Br. Yosef Copertino MTB.

Sedangkan nama-nama berikut ini membaharui janji setia hidup dalam semangat injili dalam Kongregasi Bruder MTB:

  • Br. Andreas MTB.
  • Br. Egidius MTB.
  • Br. Hilarion MTB.
  • Br. Yulius MTB.

Pesta syukur di Pontianak

Para Saudara (bruder) yang tinggal di Kalimantan Barat menggelar pesta syukurnya di Pontianak. Para Saudara datang dari komunitas-komunitas yang ada di Kalimantan Barat seperti: Putussibau, Sekadau, Kualadua, Singkawang, dan dari komunitas-komunitas yang ada di Kota Pontianak. Upacara syukur dilaksanakan di Gereja Paroki Katedral St. Yoseph Pontianak.

Pada acara ini tiga peristiwa digelar: penerimaan jubah untuk satu bruder, kaul kekal dua bruder dan dua bruder merayakan 25 tahun dan 50 tahun hidup membiara.

Di wilayah Pontianak, pesta syukur tersebut sebenarnya sudah diawali beberapa hari sebelum tanggal 15 Agustus. Itu karena ada delapan bruder yang membaharui kaul telah terlebih dahulu mengadakan rekoleksi tersendiri di Rumah Retret St. Yohanes Paulus II, Anjungan, Mempawah.

Kedelapan bruder dan para bruder yang akan menerima jubah, kaul kekal dan merayakan syukur atas hidup membiara, telah mengikuti rekoleksi bersama di rumah retret  tersebut. Berlangsung sejak 12-14 Agustus 2024. Pada hari terakhir rekoleksi diadakan upacara pembaharuan kaul delapan bruder yang memperbaharui janji setia.

Perayaan syukur di Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak dilaksanakan hari Kamis, 15 Agustus 2024. Uskup Keuskupan Agung Mgr. Agustinus Agus menjadi imam selebran utama. Didampingi para imam konselebran yakni Pastor William Chang OFMCap, Pastor Joseph Juwono OFMCap, Pastor Pius Barces CP, Pastor Martin Pr, dan Pastor Benedetto Beno OFMCap.

Misa syukur meriah diawali dengan perarakan dari sakristi berturut-turut putera altar, para bruder yang akan menerima jubah dan kaul perdana, bruder yang akan mengucapkan kaul kekal, bruder jubilaris 50 dan 25 tahun hidup membiara, Dewan Pimpinan Umum Bruder MTB, para imam dan Bapak Uskup.

Perarakan diiringi tarian dari penari SMA Puteri dan selama Ekaristi Kudus berlangsung diiringi  koor dari asrama putera dan puteri SMA. St. Paulus Pontianak.

Para saudara yang berbahagia yang dipestakan di Gereja Paroki St. Yoseph Katedral Pontianak tersebut adalah:

  • Br. Yustinus Sayang Belutowe MTB: kaul perdana.
  • Br. Alfonsus Perangin-angin MTB: kaul kekal.
  • Br. Anselmus Marulitua Barasa MTB: kaul kekal.
  • Br. Videlis Suhardi MTB: 25 tahun hidup membiara.
  • Br. Petrus Handoko MTB: 50 tahun hidup membiara.

Bunda Maria yang sederhana dan rendah hati

Dalam kata pembuka perayaan ekaristi kudus, Uskup Mgr. Agustinus Agus mengingatkan dan menekankan kembali bahwa Maria dipilih Allah sebagai Bunda Yesus; kemudian menjadi suci dan diangkat ke surga. Itu semata-mata karena Allah yang memilihnya.

Maria tidak populer di tanah kelahirannya; seorang gadis biasa dan mungkin juga pendidikannya tidak tinggi. Namun Maria adalah seorang sederhana dan rendah hati, serta percaya akan penyelenggaraan illahi, sehingga Maria mampu menjalani panggilannya sebagai Bunda Gereja.

Para Bruder MTB juga diharapkan menjadi orang yang tidak neko-neko, sederhana dan setia dalam menjalani hidup dan panggilannya.

Sepintas jalan panggilan

Di bawah ini dikemukakan sepintas jalan panggilan, para Saudara (bruder) yang merayakan 50 dan 25 Tahun hidup membiara dan dua Saudara yang berkaul kekal.

  • Br. Petrus Chrisologus Handoko MTB: 50 Tahun hidup membiara

Ia lahir di Ambarawa, Jawa Tengah, 4 Desember 1953. Petrus kecil dibaptis, dibesarkan dan kemudian menjalani masa pendidikan Sekolah Rakyat sampai dengan Sekolah Menengah Atas di kampung halamannya. Pada tahun 1973, ia bergabung dalam Persaudaraan Bruder MTB.

Ia mengucapkan kaul perdana tanggal 8 Desember 1974; kemudian kaul kekal tanggal 8 Desember 1982. Untuk menunjang tugas-tugasnya, Br. Petrus ditugaskan belajar bahasa Inggris di IKIP Sanata Dharma Jogjakarta.

Beberapa tugas pernah dijalaninya, misalnya, menjadi guru di SMP Bruder Singkawang; Magister Novis Bruder MTB di YogYakarta dan pernah bertugas pula di Yayasan Pendidikan Sekolah bruder (YPSB) Pontianak sebagai Sekretaris.

Provinsial dan anggota Dewan  Agung

Pada Kapitel Pertama Bruder MTB Provinsi Indonesia tahun 1999, Br. Petrus MTB terpilih sebagai Provinsial Bruder MTB Indonesia yang pertama. Tugas sebagai provinsial dijalaninya selama enam tahun (1999-2005).

Selanjutnya pada pemilihan pimpinan tahun 2005, beliau terpilih menjadi salah satu anggota Dewan Agung Bruder MTB untuk masa bakti tahun 2005-2011. Dewan Agung Bruder MTB pada masa itu masih berkedudukan di Huijbergen, Negeri Belanda. Maka Br. Petrus tinggal di Huijbergen, Belanda.

Selama masa periode kepemimpinan Dewan Agung tahun 2005-2011, selain pekerjaan pokok sebagai anggota Dewan Agung, Br. Petrus mendalami Spiritualitas Fransiskan di Canterbury, London.

Saat ini Br. Petrus MTB masih menyelami motto hidupnya sebagai bruder MTB: ”Tuhan Maha Penyayang dan penuh belas Kasihan” seperti tercantum dalam Surat Yakobus 5:11. Kini, ia tinggal di YogYakarta dan bertugas sebagai salah satu staf  pengajar calon Bruder MTB.

  • Br. Videlis Suhardi: 25 tahun hidup membiara

Pada saat kaul kekal 25 tahun yang lalu, Br. Videlis mengambil motto: ”Sesugguhnya aku ini hamba Tuhan. Jadilah padaku menurut perkataan-Mu itu.” (Lukas 1:38).

Videlis lahir dari pasangan orangtua Bpk. Darius Jehana dan ibu Ny. Maria Magdalena Maeng di Pinggong, Paroki Santo Klaus Werang, Manggarai, NTT, pada tanggal 15 Maret 1964. Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikannya di Werang, NTT, kemudian melanjutkan Pendidikan SMP dan SMA di Bima,Nusa Tenggara Barat, sampai tamat. Di kota yang sama Bima, Videlis menyelesaikan pendidikan S1 bidang Bimbingan dan Konseling.

Pada tahun 1996, pemuda Videlis memutuskan menggabungkan diri dengan Persaudaraan Bruder MTB. Diterima dan kaul perdananya tanggal 15 Agustus 1999. Kemudian pada tanggal 15 Agustus 2005, Kongregasi Bruder MTB menerimanya  dalam Kaul Kekal.

Beberapa tugas formal dari kongregasi yang pernah dijalaninya sebagai berikut:

  • 1999-2002: Guru BK dan Agama Katolik di SMP Bruder Pontianak.
  • 2002-2005: Bertugas di Singkawang,antara lain menjadi guru BK di SMP Bruder Singkawang dan SMP St. Tarsisius, serta Pembina Asrama Putera Santa Maria Singkawang.
  • 2005-2009: Guru BK di SMA St. Paulus Pontianak.
  • 2009-2016: Kepala Sekolah SMP Katolik Kuala Dua.
  • 2016-2023: Kepala SMP Karya Budi di Putussibau.
  • Saat ini” Br. Videlis MTB menjadi pemimpin Komunitas Van Hooydonk, Putussibau, Kalbar.
Keluarga para Bruder MTB jubilaris. (MB)
  • Br. Alfonsus Riki Yakub Perangin-angin MTB: kaul kekal

Pada upacara kaul kekal ini, Br. Alfons MTB memilih motto: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” (Yoh. 3:30).

37 tahun yang lalu -tepatnya tanggal 6 September 1987– bayi Alfons dilahirkan oleh pasangan keluarga Bpk. Telap Perangin-angin dengan ibu Ny. Rastalita Boru Barus (alm) di Talimbaru, Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga,  Kabanjahe – Sumatera Utara.

Bayi yang diberi nama Riki Yakup Perangin-angin ini merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Pendidikan SD, SMP dan SMA diselesaikan tanpa kendala berarti di daerah kelahirannya. Tahun 2000, ia tamat Sekolah Dasar Negeri Talimbaru. Kemudian menamatkan sekolahnya di SMP Negeri 2 Barusjahe tahun 2004 dan SMA Swasta RK Deli Murni Bandar Baru dan lulus tahun 2007.

Tahun 2013, pemuda Alfons diterima sebagai Aspiran (calon) Bruder MTB; dengan masa pengenalan selama satu  tahun di Pati, Jawa Tengah. Proses Pendidikan calon bruder MTB dilanjutkan ke jenjang berikutnya dengan menjalani masa Postulan dan Novisiat di YogYakarta dari tahun 2014-2017. Profesi pertama diucapkan tanggal 15 Agustus 2017 di Pontianak.

Tugas karya dan studi

Tugas dari Kongregasi dijalaninya dengan sepenuh hati seperti di Komunitas Sekadau, menjadi Asisten Pembina Asrama PutEra di Sekadau dan pengurus rumahtangga di Komunitas San Damiano Sekadau.

Tahun 2019 mendapat tugas studi di Universitas Widya Dharma Pontianak Prodi Akuntasi. Pada waktu yang sama, ia ditunjuk menjadi pengurus rumahtangga di Komunitas Kanisius Siantan Pontianak.

Tugas studi diselesaikannya pada tahun 2023. Mulai tahun tersebut, ia ditugaskan di Komunitas van Hooydonk Putussibau, sebagai ekonom komunitas, pengurus rumahtangga, dan ekonom Yayasan Pendidikan Sekolah Bruder Penghubung Putussibau.

Setelah kaul kekal ini, Br. Alfons mendapat tugas baru di Singkawang sebagai Ekonom Yayasan Pndidikan Sekolah Bruder Penghubung Singkawang dan Pembina Asrama PutEra Santa Maria Singkawang.

  • Br. Anselmus Marulitua Barasa MTB

Br. Ansel, demikian kami memanggilnya, dilahirkan tanggal 20 April 1994 di Silambang, Paroki St. Mikael, Tumba Jae, Manduamas, Tapanuli Tengah, SumatEra Utara. Ia merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara; dari pasangan orang tua Bpk. Jenni Johanes Barasa (alm) dengan ibu Ny. Inak Sesilia Boru Mungkur.

Pendidikan dasar dijalaninya di daerah kelahirannya SD Negeri 153037 Siondang I dan tamat tahun 2007. Lalu di SMP Negeri 2 Siondang I dan tamat 2010 dan akhirnya di SMA Negeri I Sirandorung. tamat tahun 2013.

Tahun 2013, ia menggabungkan diri dengan Persaudaraan Bruder MTB. Menjalani masa Aspiran (calon) Bruder MTB di Pati, Jawa Tengah. Kemudian melanjutkan Masa Postulat dan Masa Novisiat di Yogyakarta tahun 2014-2017. Pada tanggal 15 Agustus 2017, ia diterima untuk mengucapkan profesi pertama.

Tugas karya dan studi

Tugas pertama setelah profesi pertama adalah Asisten Pembina Asrama Putera St. Fransiskus Assisi Putussibau dan pengurus rumahtangga Komunitas van Hooydonk Putussibau. Tugas tersebut dijalaninya tahun 2017-2019.

Karena mendapat tugas baru, ia pindah ke Komunitas Patimura Pontianak. Di Pontianak Br. Ansel tercatat sebagai mahasiswa Akper Dharma Insan Pontianak program studi D3 Keperawatan. Studi diselesaikan tahun 2022.

Selain studi, ia memperhatikan bruder-bruder sepuh di Komunitas Patimura Pontianak serta sebagai ekonom komunitas. Tugas berikutnya setelah upacara kaul kekal adalah studi S1 Keperawatan di STIKes Panti Rapih, Yogyakarta. Tugas lainnya adalah Ekonom Komunitas Alverna Kotabaru, Jogjakarta.

Biasa-biasa saja

Membaca sepintas perjalanan panggilan dari empat Saudara (bruder), seperti disebutkan di atas, sepertinya biasa-biasa saja. Tidak nampak hal-hal Istimewa atau hal–hal mengejutkan serta sesuatu yang mengherankan. Baik bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain. Sepertinya semua berjalan lancar dan mulus.

Dari syering  pengalaman hidup persaudaraan di lingkungan komunitas atau kalau ingin yang lebih luas secara kongregasional, kenyataannya berbeda. Para Saudara juga mengalami jatuh bangun dalam menapaki hidup panggilannya.

Misalnya saja bagaimana seorang Saudara harus menyeimbangkan antara hidup doa yang sudah terjadwal dengan tugas karya yang banyak menyita waktu. Kesulitan dalam manajemen waktu bagi dirinya dapat menjadikan seorang Saudara  menjadi jarang bertemu, bertatap muka dalam acara-acara bersama. Misalnya jarang makan atau minum bersama, jarang doa bersama, atau acara-acara bersama lain dalam komunitas.

Dari pengalaman menunjukkan, pertemuan dengan menghadiri acara bersama dapat meringankan beban hidup lantatan tugas-tugas yang diemban oleh seorang Saudara. Pada pertemuan bersama, orang dapat saling berbagi cerita tentang kesedihan, suka-duka, dan tantangan tugas-tugas yang menumpuk dan lain sebagainya.

Beban perjalanan panggilan dapat pula bertambah. Itu karena hubungan persaudaraan dalam komunitas tidak berjalan baik. Saling salah paham, salah memahami. Komunikasi persaudaraan menjadi macet. Akibatnya, seorang Saudara menjadi lebih dekat bergaul dengan gawainya daripada saling terbuka untuk saling memahami dalam persaudaraan.

Mohon dukungan doa

Pada akhir perayaan ekaristi Pesta Syukur Bruder MTB, beberapa orang diberi kesempatan menyampaikan sambutan. Sambutan pertama dari Br. Alfonsus dan Br. Anselmus, dua Saudara yang baru saja mengikrarkan kaul kekalnya. Mereka berdua membuka sambutan dengan sebuah pantun:

Jalan-jalan ke Pulau Sumatera

Jangan lupa singgah di Medan

Perkenalkan kami berdua

Anak Medan masuk MTB di Kalimantan.

Diakuinya bahwa dalam kerapuhan hidupnya, mereka memberanikan diri terus melangkah, mengikuti jalan panggilan sebagai Bruder MTB. Hal ini karena dukungan doa dari para Saudara, doa-doa orangtua, dan doa setiap orang yang dijumpainya dalam perjalanan hidup. “Kami merasa dikuatkan dan diteguhkan. Semoga kami terus dimampukan mengabdikan hidup dalam Persaudaraan Bruder MTB,” ucapnya.

Dikatakan pula bahwa dalam kelemahan, semoga mereka dimampukan untuk membagikan sukacita dengan cara yang sederhana dalam tutur kata, tindakan serta dalam hidupnya. Mereka menutup dengan mengatakan: ”Kami akan melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.”

Sambutan ditutup dengan ucapan terimakasih kepada semua yang telah mendoakan, dan merestui mereka pada perayaan ini.

Ucapan terimakasih kepada Bapak Uskup, para imam, dan semua yang hadir dalam pesta ini disampaikan oleh Bpk. Konradus Runjang SE yang mewakili para pestawan. “Mewakili keluarga pestawan, kami mengucapkan terimakasih dan bersyukur atas terlaksananya pesta syukur ini. Mohon doa agar para pestawan selalu dalam lindungan Tuhan,” demikian ucapnya.

Segenap kerabat keluarga dan para tamu undangan menghadiri ekaristi pesta syukur hari Kongregasi Bruder Maria Tak Bernoda (MTB)

Simpliciter et confidenter

Pemimpin Umum Kongreasi Bruder MTB, Br. YM Vianney MTB membuka kata sambutannya dengan mengucapkan: “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”. Sebuah salam yang dipopulerkan Bpk. Cornelis SH, MH saat beliau menjabat Gubernur Kalimantan Barat.

Pada awalnya salam tersebut merupakan ‘salam dari sub suku Dayak Kanayan dan dikemudian hari menjadi “Salam Nasional Suku Dayak”.  Secara garis besar salam tersebut memiliki makna: ”Adil kepada sesama manusia. Bercermin ke surga, nafas hidup itu berasal dari Tuhan.”

Pada kesempatan ini, Br. Vianney MTB mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Yang Mulia Uskup, para pastor paroki, para pastor selebran, para suster, frater dan bruder yang hadir, sanak famili pestawan, tamu undangan, petugas liturgi dan para donatur. Semoga damai sejahtera bagi semua. Pace e bene fratelli – demikian ungkapan St. Fransiskus Assisi.

Ucapan terimakasih dan proficiat atas pemberian total seluruh kemampuan kepada para bruder yang telah melalui jalan panjang menghidupi panggilan: Br. Eduard Quint (65), Br. Theo Eiijkhoudt (65), dan Br. Adrianus Brooijmans yang merayakan pesta 60 tahun, Br. Petrus Handoko 50 tahun, Br. Thomas Bone 40 tahun dan Br. Videlis Suhardi,25 tahun hidup membiara.

Semoga semangat kasih persaudaraan dan kesetiaan tetap menyala di masa yang tidak muda lagi.

Kepada Br. Alfons dan Br. Ansel diucapkan terima kasih dan proficiat untuk kaul kekalnya. Diingatkan pula bahwa perjuangan pengabdian dalam panggilan baru dimulai. Semoga senantiasa setia dan kuat untuk terus menghayati dan melaksnakan semangat “simpliciter et confidenter” dengan kerendahan hari. “Jagalah agar lilin tetap menyala dalam mengahapi tantangan hidup yang makin tidak mudah pada jaman milenial ini,” demikian pesannya.

Pemimpin Umum juga menekankan bahwa lewat keutamaan Santa Perawan Maria dan Santo Fransiskus Assisi, para Saudara dapat terus mewujudkan kemuliaan Allah. Khususnya dalam pembinaan kaum muda serta mengutamakan mereka yang miskin dan lemah. Seperti yang telah dilakukan para pendahulu yang hidupnya saleh, sederhana, peka akan kebutuhan semasa dan tetap tabah menanggung penderitaan hidup. “Mereka berusaha hidup menjadi saudara bagi yang lain,” tegas Br. Vianney MTB.

Sambutan ditutup dengan pantun:

Pergi menjala ikan dapat ikan besar.

Ikan dibesihkan diletakkan dalam nampan.

Menjalani panggilan bukan untuk tenar.

Semata agar nama Tuhan dimuliakan.

Meneladani semangat Bunda Maria

Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus menyampaikan sambutan terakhir dengan mengucapan selamat atas pesta syukur. Juga berpesan agar para bruder MTB tetap meneladani semangat Santa Perawan Maria dalam menghidupi panggilannya. Sederhana, tidak mudah tergoda oleh situasi zaman, setia, dan rendah hati.

Pesta syukur Kongregasi Bruder MTB, Kamis 15 Agustus 2024, diakhiri dengan santap siang bersama di Gedung Bina Remaja Pontianak.

       

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version