Bacaan 1: Mal 3:1-4
Injil: Luk 2:22-40
Dalam sebuah hubungan cinta ada yang namanya “Cinta LDR”, yaitu “Long Distance Relation”. Suatu hubungan cinta yang terpisah oleh jarak atau antar kota. Perasaan rindu senantiasa muncul dalam hubungan semacam ini.
Saat terpisah dari pasangan, biasanya otak kita akan langsung mencari kembali kenangan akan pasangan tersebut karena ada bahagia yang hilang. Kerinduan pun baru terobati saat sudah kembali berjumpa.
Jantung pun berdegub lebih cepat saat tiba-tiba jumpa dengan sang kekasih.
Inilah yang mungkin dirasakan oleh Simeon dan Hana, orang-orang saleh dan soleha di Yerusalem. Mereka setiap saat berada di Bait Allah menantikan “Kekasih LDR-nya” yaitu Tuhan Yesus Kristus. Bahkan oleh karena kesalehaannya, kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
Maka saat ia jumpa “Sang Kekasih LDR-nya” itu di Bait Allah, langsung berkata:
“Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”
Demikian juga dengan Nabiah Hana, langsung mengucap syukur kepada Allah. Hana berbicara tentang Yesus Kecil kepada jemaat Israel di Bait Allah yang sedang menantikan kelepasan Yerusalem.
Tuhan datang untuk menjumpai umat yang percaya kepada-Nya. Dia-lah Mesias yang kita nantikan.
Sebuah peristiwa istimewa yang telah dinubuatkan oleh Nabi Maleakhi,
“Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.”
Dan Tuhan Yesus akan hadir lagi ke dunia untuk kedua kalinya, menjumpai umat-Nya.
Namun pertanyaannya adalah, “Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya?”
Pesan hari ini
Apakah kamu siap berjumpa dengan “Kekasih LDR-mu”, yaitu Tuhan Yesus, jika tiba-tiba Ia hadir di hadapanmu?
“Selama kamu berada di hatiku dan aku berada di hatimu, tidak ada jarak cukup besar yang mampu memisahkan kita.”
