SANTO Thomas adalah murid Yesus; bukan ahli dogmatik, yang menyusun “Ajaran Gereja”.
Kebanyakan kita mengenal Thomas, sebagai orang, yang sangsi akan Kebangkitan Yesus dan kemudian secara khusus disapa Yesus Yang Bangkit, dengan dipersilakan menyaksikan luka-luka Yesus (Yoh 20:24-29).
Dari situ, Thomas disapa Yesus, agar beriman, bahkan kalau tidak “melihat sendiri”. Ungkapannya diikuti banyak orang beriman sesudahnya,juga dalam Ekaristi, dengan ungkapan istimewa: “Tuhanku dan Allahku”.
Namun, kita boleh mencermati Yoh 11:16, ketika Yesus mengajak para murid ke Yerusalem dan kebanyakan “takut karena menguatirkan orang Parisi”.
Di situ Thomas berseru, agar para murid mau mendampingi Yesus menyongsong bahaya maut di Yerusalem.
Dalam kondisi itu, kita boleh bersyukur atas teladan Thomas: siap siaga demi “Jalan Bersama Yesus”.
Marilah kita mohon Daya Roh Kudus: “Tuhan resapilah kami dengan Roh-Mu, untuk ikut serta jalan bersama-Mu, apa pun risikonya”.