- Kis. 8:26-40;
- Mzm. 66:8-9,16-17,20;
- Yoh. 6:44-51
Lectio
44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. 45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. 46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa.
47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. 48 Akulah roti hidup. 49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. 50 Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. 51 Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” (Yoh. 6:44-51)
Meditatio-Exegese
Setiap orang datang kepada-Ku
Datang kepada Yesus berarti percaya kepada-Nya. Iman itulah yang tidak ditemukan pada para pemimpin agama Yahudi waktu itu. Mereka bersungut-sungut, seperti nenek moyang mereka di padang gurun, “Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari surga?” (Yoh. 6:41-42). Seolah-olah mereka paling tahu tentang Allah.
Datang atau percaya kepada Yesus berarti membuka diri dan setia mendengarkan Allah. Jauh dalam lubuk hati Allah meletakkan sabda-Nya untuk didengarkan dan dilakukan (bdk. Ul. 30:14). Nabi Yeremia menyingkapkan kehendak Allah, “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku” (Yer. 31:33).
Maka, semua manusia yang mendengarkan sabda-Nya dan melakukan-Nya akan ditarik untuk percaya kepada Yesus, seperti tertera dalam nubuat Nabi Yesaya yang dikutip secara bebas, “Mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku” (Yoh. 6:45; bdk. Yes. 54:13). Ungkapan diajar oleh Allah selalu mengandaikan manusia dengan suka rela mendengarkan dan menerima pengajaran dari Bapa.
Mendengarkan dan menerima pengajaran dari Bapa tidak berarti bahwa orang itu telah melihat Bapa. Ia ditarik untuk percaya kepada Yesus karena Ia berasal dari Bapa, sehingga telah melihat Bapa. Dialah Jalan menuju kepada-Nya (Yoh. 14:6-9). Setiap orang yang percaya diundang untuk percaya kepada-Nya, mendengarkan ajaran-Nya dan melihat pekerjaan-Nya yang menyatakan Bapa. Kepada yang percaya, Ia menganugerahkan hidup kekal.
Akulah roti hidup
Injil keempat tidak secara khusus menyingkapkan penetapan Sakramen Ekaristi. Tetapi ia memberi makna atas sakramen yang luhur itu.
Sabda-Nya (Yoh. 6:48), εγω ειμι ο αρτος της ζωης, ego eimi ho artos tes zoes, Ego sum panis vitae, “Akulah roti hidup”.
Roti ini diperbandingkan dengan manna yang dimakan para leluhur bangsa Yahudi di gurun. Manna melambangkan Roti Ekaristi yang diserahkan Yesus kepada para murid pada malam sebelum Ia diserahkan kepada musuh, disiksa dan dibunuh.
Manna menjamin hidup bangsa Israel untuk bertahan sementara dalam perjalan ke tanah yang dijanjikan. Manna tidak menjadi sumber hidup kekal. Roti yang diberikan Yesus pada para murid-Nya menjamin tidak hanya membantu manusia mengarungi peziarahan menuju surga; tetapi menganugerahkan hidup adi koderati dari Allah untuk hidup abadi.
Ketika menerima Roti Ekaristi dari altar Tuhan, kita dipersatukan dengan Yesus Kristus. Ia memberikan tubuh dan darah-Nya dan mengijinkan kita ambil bagian dalam hidup abadi-Nya. Santo Ignatius dari Antiokhia, 35-107, menulis, “Roti yang menjadi obat melawan kematian, racun melawan maut, dan makanan yang membuat kita hidup selamanya dalam Yesus Kristus” (dikutip dari Ad Ephesios. 20,2).
Katekese
Mempelajari Kitab Suci dengan rendah hati. Santo Augustinus, Uskup dari Hippo, 354-430 :
“Pada saat masih muda saya berusaha keras mempertentangkan seluruh kemajuan pengetahuan untuk menentang studi tentang Kitab Suci. Saya melakukan demikian, tanpa kerendahan yang dimiliki seorang pencari kebijaksanaan sejati. Seolah-olah saya mengetuk pintu agar dibukakan bagi saya.
Namun, saat saya memaksanya untuk dibuka, pintu itu tetap tertutup. Saya tidak mencoba memahami apa yang harus dipelajari dalam kerendahan hati, tetapi melakukannya dengan hati yang congkak. Namun, Tuhan Yang berbelas kasih mengangkat saya dan menyelamatkan saya” (dikutip dari Sermon 51,6)
Oratio-Missio
- Tuhan, Engkaulah Roti Hidup dari surga. Semoga aku selalu hidup dengan penuh suka cita dan damai, bersatu dengan Bapa, Putera dan Roh Kudus, sekarang dan selamanya. Amin.
- Apa yang harus kulakukan di tengah pandemi untuk selalu merindukan Tuhan?
Ego sum panis vivus, qui de caelo descendi. Si quis manducaverit ex hoc pane, vivet in aeternum; panis autem, quem ego dabo, caro mea est pro mundi vita – Ioannem 6: 51