HARI Selasa tanggal 15 Maret 2016, Tahta Suci resmi mengumumkan akan menggelar upacara kanonisasi untuk Bunda Teresa dari Kalkuta (India) hingga kemudian layak menyandang predikat sebagai orang kudus (sancta). Kanonisasi ini akan digelar pada tanggal 4 September 2016, hanya sehari sebelum peringatan 19 tahun meninggalnya biarawati asal Macedonia yang punya perhatian besar pada orang jalanan dan kaum papa di Kalkuta ini.
Meski tidak tegas menyebut dimana lokasi upacara kanonisasi untuk Santa Bunda Teresa tersebut, namun biasanya hal itu terjadi di Vatikan sebagaimana baru saja berlangsung upacara sama untuk Santo Johannes Paulus dan Santo Johanes XXIII, keduanya Paus. Pengumuman mengenai lokasi upacara tersebut –andaikan diadakan di Vatikan—akan mendongkrak arus kedatangan para peziarah ke Kota Abadi ini.
Kanonisasi di luar Vatikan juga baru saja digelar Tahta Suci ketika Paus Fransiskus menobatkan Santa Junipero Serra di Washington DC pada bulan September 2015 lalu. Suster Serra adalah misionaris asal Spanyol yang melakukan misi di California pada abad ke-18.
Andai saja, kanonisasi untuk Sancta Bunda Teresa pada tanggal 4 September 2016 mendatang itu akan berlangsung di Kalkuta, maka itu menandai kunjungan Paus pertama sejak tahun 1999.
Keputusan Vatikan menobatkan Bunda Teresa sebagai orang kudus (sancta) antara lain ‘dipicu’ oleh kesaksian seorang pria warga negara Brasil yang sembuh dari penyakit tumor otak dan ginjal setelah melakukan doa mohon penyembuhan melalui perantara Bunda Teresa dari Kalkuta.
Sebelum menjadi ‘orang kudus’ dengan sebutan ‘sancta’, Mother Teresa of Calcutta terlebih dahulu dinobatkan sebagai Beata oleh mendiang Paus Johannes Paulus II pada tahun 2003. Itu terjadi setelah seorang perempuan India dinyatakan sembuh dari sakitnya karena sebuah mukjizat.
Proses kanonisasi pada tahapan ‘beata’ untuk Mother Teresa terjadi hanya 18 bulan setelah biarawati yang bernama asli Anjëzë Gonxhe Bojaxhiu dan kelahiran Skopje di Albania ini meninggal dunia. Albania kini dikenal sebagai negara Macedonia.
Pada tahun 1950, Mother Teresa mendirikan kongregasi suster-suster biarawati Missionaries of Charity di Kalkuta, India. Pada tahun 1979, ia diganjar hadiah Nobel Perdamaian untuk karyanya yang luar biasa ini. Saat ini, anggota kongregasi para suster Misionaris Cinta Kasih ini sudah berjumlah lebih dari 4.000-an orang dan itu tersebar di berbagai negara.