ROMO FX Mudji Sutrisno SJ dikenal luas sebagai imam Jesuit yang sering dan suka memakai bahasa puitis untuk menggambarkan situasi atau ungkapan rasa. Ungkapan bahasa simbolis dan sastra amat kuat tersaji, setiap kali bicara dengan imam Jesuit ini.
Dua hari terakhir di penghujung tahun 2022 lalu -tepatnya tanggal 30 Desember- Romo Mudji SJ merayakan genap 40 tahun pesta imamatnya.
Kali ini, pesta panca windu imamat selama 40 tahun yang telah dijalani Romo Mudji terjadi di Kapel Kolese Kanisius Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu petang tanggal 14 Januari 2023. Yang membesut acara ini adalah IKAFITE (Ikatan Alumni Fakultas Filsafat dan Teologi Universitas Sanata Dharma).
Perayaan Ekaristi konselebrasi ini didukung oleh lima orang imam. Yakni,
- Ketua Komisi Keluarga KAJ Romo Erwin MSF.
- Kepala Prokurator Misi Kongregasi Imam Misionaris Keluarga Kudus Romo Ruswan MSF.
- Mantan Vikjen KAJ Romo Y. Subagyo Pr.
- Wakil Uskup TNI Romo Yos Bintoro Pr.
- Rekan sesama imam yubilaris: Romo Ag. Purnama MSF, kini Superior Jenderal Kongregasi MSF berbasis di Roma.
Belajar berucap dengan benar
Di awal homilinya yang sangat berapi-api, Romo Mudji membuat “kejutan” sesaat karena ia mengaku diri baru mulai belajar lagi dalam upaya keras mengucap lafal huruf-huruf vokal “A-I-U-E-O” secara tepat benar. Bahkan ia memeragakan pengucapan lafal itu dengan gerak bibir dan mulutnya dibuka lebar-lebar.
Apakah Romo Mudji baru saja sakit?
Ya, seperti dia ungkapkan sendiri, belum lama ini dirinya seperti disadarkan kembali akan betapa pentingnya memperhatikan kesehatan.
Pengalaman sakit menjadikannya “sadar” betapa investasi diri berupa jaga kondisi badan tetap sehat itu luar biasa nilainya.
Meski baru saja sakit dan seperti biasa, ketika bicara Romo Mudji berkata-kata dengan sangat semangat. Bahkan berapi-api sehingga durasi homili lebih dari 30 menit tak terasa. Enak dinikmati.
Apalagi, ketika Romo Mudji, dengan nada kuat bicara tentang IKAFITE, tentang sosok Romo Mangun Pr yang sedari dulu selalu menjadi tokoh pujaannya.
Romo Mudji juga bicara tentang estetika, budaya, dan sastra – tiga ranah pengetahuan yang sedari dulu menjadi kajian penting diskursus refleksi filosofisnya.
Lima roti dan dua ikan
Masih dalam konteks uraian biblis, Romo Mudji mengutip naas Injil tentang kisah “lima roti dan dua ikan”. Dibagi-bagi kepada sesama sehingga semua mendapat bagiannya. Ia memakai perlambang biblis ini untuk “menandai” apa dan bagaimana itu IKAFITE.
Kata Romo Mudji, semua anggota IKAFITE bergerak dalam diam. Tahu-tahu hanya dalam beberapa hari saja, mereka berhasil membesut perayaan dan pesta imamat 40 tahun bagi dia dan Romo Ag. Purnama MSF.
Semangat berbagi itulah yang kiranya perlu kita jadikan sebagai mode de vivre bagi segenap umat kristiani di masyarakat. Mau dan bersedia menghargai orang-orang yang bekerja keras demi kesejahteraan umum.
Dari kita sendiri dituntut juga untuk selalu rela mengulurkan bantuan atau semangat berbagi kepada sanak-saudara, handai taulan, dan lingkungan sekitar. Persis seperti yang dulu selalu dipraktikkan oleh almarhum Romo Mangunwijaya Pr dengan komunitas Kali Code dan kelompok-kelompok marjinal lainnya seperti warga masyarakat korban penggusuran projek Waduk Kedung Ombo.
30 menit sudah berlalu. Romo Mudji mengakhiri syeringnya dengan ucapan terimakasih kepada segenap anggota IKAFITE, empat dubes, dua calon dubes, dan segenap hadirin yang merelakan waktunya untuk ikut merayakan pesta 40 tahun imamatnya.
Tak lupa pula, Romo Mudji ikut mengapresiasi banyak pihak yang selama ini selalu mendoakannya. (Berlanjut)
Baca juga: 40 Tahun Imamat Romo Mudji Sutrisno SJ dan Romo Ag. Purnama MSF, Antara IKAFITE dan Bakso Londo (1)
