HARI Rabu tanggal 22 November 2017 lalu, Uskup Agung “Si Anak Kampung” Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus Pr genap merangkai umur 68 tahun.
Perayaan mensyukuri rahmat kehidupan ini dilakukan dengan Perayaan Ekaristi, acara ramah tamah di Wisma Keuskupan dan kemudian di sebuah permukiman penduduk di desa di luar Pontianak.
Misa syukur berlangsung di Gedung Pasifikus dimana berlangsung Perayaan Ekaristi bersama 10 imam. Uskup “Anak Kampung” ini kelahiran Lintang dan pada perayaan syukur itu beliau mengutip perumpamaan tentang talenta.
Adalah tugas masing-masing orang untuk mengembangkan talentanya itu dengan serius dan tekun agar berbuah limpah dan berguna untuk masyarakat. “Walaupun kita punya talenta yang hebat dan tinggi, tetapi jika kita tidak menggunakannya dengan baik, itu merupakan kesalahan,” ungkap Mgr. Agus.
“Anak Kampung”
Uskup “Anak Kampung” ini pun lalu menyitir penggalan pengalaman hidupnya sendiri ketika awal mula mau ditunjuk untuk tugas baru menjadi Uskup Agung Keuskupan Agung Pontianak.
“Saya ingat betul, waktu itu tanggal 21 Mei 2014. Saya dipanggil oleh Duta Besar Vatikan untuk menghadap. Dalam pertemuan itu, saya ungkapkan isi hati saya demikian: Nuntius yang terhormat, saya baru saja merasa ‘enak’ di Keuskupan Sintang, mengapa sudah harus pindah ke Keuskupan Agung Pontianak? Siapakah saya ini karena saya hanya seorang Uskup pedalaman, anak kampung. Saya tahu bahwa tugas sebagai Uskup Agung Pontianak itu berat,” demikian isi sharing Mgr. Agus.
Dalam perjalanan waktu, akhirnya Mgr. Agus benar-benar ditunjuk memikul tugas dan tanggungjawab baru di Keuskupan Agung Pontianak sebagai Uskup Agung.
Meski pindah dari ‘desa’ ke kota, namun dia tetap merasa diri sebagai ‘Anak Kampung” sebagaimana muncul dalam buku otobiografinya bertitel Anak Kampung Jadi Uskup Agung.
Buku ini sudah diluncurkan di bulan Juni 2017 lalu bertepatan dengan pesta mensyukuri 40 tahun imamat Mgr. Agustinus Agus.
Di akhir homilinya, Mgr. Agus berpesan kepada seluruh umat yang hadir untuk selalu bersyukur dalam hidup apa pun kondisi atau keadaan kita.
Setelah misa syukur hari ulang tahun Mgr. Agus, seluruh umat yang hadir diundang menuju Wisma Keuskupan Agung Pontianak untuk melanjutkan acara yang Mgr. Agus sebut dengan acara kekeluargaan.
Ditandu
Petang harinya, perayaan HUT Mgr. Agustinus Agus berlangsung di sebuah wilayah Desa Ngarak. Bapak Uskup mengatakan, perayaan syukurnya bukan hanya sebuah kesempatan beramahtamah dengan umat di kota Pontianak, melainkan juga menjadi kesempatan bertemu dengan umat di luar kota.
Di Desa Ngarak inilah, Mgr. Agustinus ditandu keliling kampung melewati kawasan permukiman penduduk sejauh 1 km.
Ini adalah tradisi adat Dayak lokal sebagai bentuk penghormatan kepada “Yang Dituakan”.