PANAS sinar matahari ditanggung bersama bahkan tak dirasakan oleh partisipan AYD yang datang dari Vietnam, Singapura, Atambua, Kupang, dan Malang sendiri, kecuali partisipan dari Mongolia belum datang. Mereka berarak jalan kaki dari Gereja Katedral Malang menuju SMAK St. Albertus Malang dengan menyusuri Jalan Ijen Boulevard dan Jalan Dempo sejauh kurang lebih satu kilometer jauhnya.
Salah satu kelompok yang unik yang menarik perhatian warga Malang yang tengah lewat yakni dari Keuskupan Kupang. Ini karena mereka menggunakan topi yang dibuat dari daun lontar, baju putih dengan kain tenun ikat dominasi warna hitam. Mereka berjalan sambil bernyanyi sebagai ungkapan kegembiraan mereka bisa hadir di Malang untuk DID (Days in Diocese).
Keuskupan Malang sekilas
Setelah sampai di Aula SMAK St. Albertus Malang, para partisipan kembali melaksanakan daftar ulang, makan siang, dan mendapatkan penjelasan tentang Keuskupan Malang yang terdiri dari 30 paroki, luas wilayah, letak geografis, beragam suku dan budaya serta jumlah umat katolik di antara penduduk Propinsi Jawa Timur bagian timur.
Penjelasan ini disampaikan Romo Frans O.Carm yang sehari-harinya sebagai pimpinan Tahun Orientasi Rohani KM di Lawang. Mereka juga dihibur tarian Tor Tor, kemudian beberapa lagu dari Paduan Suara SMAK St. Albertus Malang.
Di penghujung acara, dilaksanakan penyerahan para peserta AYD kepada orangtua asuh secara simbolis oleh Romo Adi Pr selaku Ketua Panitia kepada pasutri Cindy-Gerry dari Paroki Katedral Malang. Kemudian para orangtua beserta anak asuh masing-masing kembali pulang untuk beristirahat menyiapkan tenaga untuk kegiatan hari berikut.
Untuk diketahui sebelumnya mereka telah mengikuti Perayaan Ekaristi di Gereja Katedral Malang yang dipersembahkan oleh Uskup Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm. Gereja yang mempunyai daya tampung hampir 1.000 orang dipenuhi oleh orang muda katolik yang ikut merayakan AYD baik sebagai tamu partisipan maupun OMK Dekenat Malang Kota yang terlibat aktif sebagai panitia penyambutan tamu partisipan.
Dalam pantauan kami pada Minggu malam, beberapa anggota PHS berkeliling dari rumah ke rumah orangtua asuh untuk memonitor aktifitas anak asuh dalam keluarga orangtua asuhnya. Diperoleh informasi di antara mereka ada yang sedang ikut berdoa lingkungan, diajak rekreasi dan dimanja dengan kuliner khas Malang.