HARI Sabtu tanggal 13 Agustus 2016 akan berlangsung serangkaian acara menyambut 80 tahun Seminari Tinggi St. Paulus di Kentungan, Yogyakarta. Kepada Redaksi Sesawi.Net belum lama ini, Rektor Seminari Tinggi St. Paulus RD Joseph Kristanto Suratman menjelaskan rangkaian acara peringatan HUT ke-80 seminari tinggi diosesan Keuskupan Agung Semarang ini.
Perayaan ekaristi meriah pada hari Sabtu pukul 17.00 WIB ini akan dipimpin oleh Kardinal Julius Darmaatmadja SJ, mantan Uskup Agung Semarang dan Jakarta. Usai misa, acara berlanjut dengan makan malam dan barulah kemudian digelar pertunjukan wayang wahyu selama tiga jam oleh Ki Agustinus Handi Setyanto, dalang sekaligus pastor.
Persisnya, HUT ke-80 Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, Yogyakarta jatuh tepat paa hari Senin, tanggal 15 Agustus 2016. Namun, serangkain acara peringatannya berlangsung dua hari sebelumnya: Sabtu, 13 Agustus 2016.
Baca juga:
- 80 Tahun Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, Yogyakarta (5)
- 80 Tahun Seminari Tinggi St. Paulus, Kentungan, Yogyakarta (2)
“Paulus, Rasul Pinunjul”
Pergelaran wayang wahyu yang dibawakan oleh dalang Ki Romo Handi Setyanto ini akan mengambil judul “Paulus, Rasul Pinunjul”.
Ki dalang Romo Agustinus Handi Setyanto ini adalah imam diosesan (praja) Keuskupan Purwokerto. Bulan Juni 2016 lalu, kata Romo Rektor Seminari Tinggi RD Joseph Kristanto Suratman, ki dalang pastor ini baru saja menyelesaikan studi program master-nya di UGM dan mengambil jurusan Seni Pertunjukan.
“Saat studi di UGM itulah, Ki dalang Romo Handi tinggal di Seminari Tinggi Kentungan,” kata Romo Joseph Kristanto Suratman yang di kala masih menjadi seminaris di Mertoyudan sangat aktif bergerak di bidang musik sebagai canis.
Sebelum ditugaskan belajar S-2 di UGM oleh Bapak Uskup Keuskupan Purwokerto Mgr. Julianus Sunarka SJ, Romo Agustinus Handi Setyanto menjalani tugas pastoral sebagai pastor paroki di Kroya. Di paroki di sebelah selatan Purwokerto inilah, Romo Handi berkiprah menghidupkan kegiatan gamelan bersama masyarakat setempat, baik mereka yang katolik maupun non katolik.
Dalam pergelaran wayang wahyu berjudul “Paulus, Rasul Pinunjul” di Seminari Tinggi Kentungan ini, Romo Handi Setyanto akan berkolaborasi dengan kelompok seniman Dalijo Angkringan dan Teater Jaran Iman Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan.
Selain perayaan ekaristi dan pergelaran seni wayang wahyu, demikian lanjut Romo Rektor Joseph Kristanto Suratman, pihaknya juga telah menjalin kerja sama penelitian dengan Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata di Semarang. Rencananya hasil penelitian tentang mutu pendidikan di Seminari Tinggi ini akan disampaikan sebagai masukan kepada jajaran formator di Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan. Namun, hingga waktu yang telah ditentukan, program acara ini belum secara final berlanjut.
Pindah delapan kali
Kepada Redaksi Sesawi.Net, Romo Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Yogyakarta menyampaikan sedikit kilas balik sebagaimana dia sitir dalam kotbah saat tahbisan imam diosesan KAS pada tanggal 29 Juni 2016 lalu.
“Tahun 2016 ini, Seminari Tinggi St. Paulus akan genap berusia 10 windu (80 tahun), tepatnya pada tanggal 15 Agustus nanti. Selama 80 tahun itu pula, Seminari Tinggi St. Paulus di Kentungan, Yogyakarta ini telah berpindah tempat sampai sembilan kali. Lokasi di Kentungan ini menjadi tempat ke-9 setelah rangkaian mutasi-mutasi lokasi sebelumnya. Yakni di Muntilan dan Mertoyudan (1938), di Jl. Code, Yogyakarta (1941), Girisonta, Karangjati, Ungaran (1942) hanya selama tiga hari saja di Novisiat SJ, lalu di Kompleks Novisiat Suster-suster CB di Jl. Kolombo, Yogyakarta (1942), di Asrama Boedi Oetomo Sindunegaran, Yogyakarta (1944), di Kolese St. Ignasius (Kolsani) Yogyakarta (1945), kembali di Jl. Code lagi (1952) dan akhirnya di dusun Kayen, Kentungan ini mulai bulan Januari 1968.”
“Tahbisan imam pertama kali terjadi pada tahun 1942 atas lulusan Seminari Tinggi St. Paulus. Waktu itu calon imam baru berjumlah empat orang yang berasal dari KAS, Keuskupan Padang, dan dua dari Keuskupan Manado. Tahbisan imamat pertama ini berlangsung pada tanggal 26 Juli 1942 di Gereja St. Yusup Paroki Bintaran, Yogyakarta.”
“Sampai tahun 2016 ini, jumlah alumni Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan yang akhirnya menerima tahbisan imamatnya berjumlah kurang lebih 600 orang. Rata-rata per tahun terjadi tahbisan imam sebanyak 7-8 imam. Alumni yang mendapat kepercayaan Vatikan didapuk menjadi Uskup berjumlah 14. Jumlah fraternya tak terhitung alias banyak sekali.”
“Dari sekian ratus imam, ada yang hanya menjalani hidupnya sebagai imam selama 4 bulan lalu dipanggil Tuhan. Ada beberapa hari sebelum tahbisan juga dipanggil Tuhan (Fr. Hartoko dan adik kandung Suster Franceline CB dari Warak, Sleman, DIY –Red.) karena tertabrak mobil saat hendak menyeberang jalan di depan Seminari Tinggi St. Paulus.”
“Selama 80 tahun itu pula, Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan ini telah mendidik para frater calon imam diosesan untuk 26 keuskupan di Indonesia dan para frater dari delapan tarekat/kongregasi yang sempat bergabung yakni para frater OSC, OCSO, MSC, OMI, CM, O.Carm, CSsR, dan SJ.”
“Bapak Uskup, para Rama, ibu-bapak, suster-bruder, saudari-saudara, adik-adik yang terkasih,
“Pada usia ke-80 itu, KAS dianugerahi dua imam baru, sehingga menurut data Personalia KAS 2016, Rm. Danarta Agung dan Rm. Joko ini mengisi urutan ke-204 dan 205. Selama 6 tahun saya menjadi Rektor Seminari Tinggi St. Paulus di Kentungan ini (1 Desember 2010–2016) telah ditahbiskan 19 imam; namun selama enam tahun itu, jumlah rama yang meninggal ada tujuh orang termasuk Mgr. Johannes Pujasumarta.”
“Praktis hanya tambah 12 imam. Dari jumlah 205 imam pada hari ini, yang usianya 50 tahun ke atas ada 91 imam (hampir 50%). Rata-rata usia para rama KAS: 48,7 tahun.”
“Dua imam baru ini datang dari Seminari Mertoyudan sejak di tahapan kelas KPP di Medan Pratama. Bersama mereka berdua ini, dulunya ada seminaris sebanyak 78. Namun, begitu angkatan mereka naik ke kelas II Seminari Menengah, jumlahnya menyusut hingga hanya tertinggal 26 orang (2/3 keluar). Ditambah seminaris dari jalur KPA sebanyak 11 dan salah satunya adalah Rm. Danarto. Dari 37 seminaris di Medan Utama di Seminari Mertoyudan, yang diterima masuk Seminari Tahun Rohani berjumlah sembilan orang (25%), sebanya 4 orang berhasil menjadi imam, dua diakon masih di Roma, plus satu diakon masih menanti tesis selesai, sehingga paling tidak dari 9 menjadi 7 orang.”
“Kemana dan dimana tugas yang akan diberikan kepada dua imam diosesan baru ini, marilah kita menunggu pengumuman dari Romo Administrator Diosesan KAS: Romo FX. Sukendar.”
Tidak ada alamat EMAIL-nya ? Bagaimana umat bisa memberikan masukan ?
Saya tinggal di Demangan tetangganyanya Pak Hadi yg bangun seminari ini . Pemborongnya Pak Tan Hwat Sing dari Solo.
Anda semua ( semua anak bangsa ) sudah TERTIPU dan TERBELENGGU dengan ajaran VISI-MISI-TUPOKSI yg sengaja DIDUBLAK-DUBLAKKAN oleh KEMENDIKBUD di RENCANA STRATEGIS th 2004 di PUSAT PENATARAN KEMDIKBUD – Jati GedeJkt Slt.
Mustinya manegemen strategik : Mission – Vision & Values st. Ini yg bener dan diterapkan
di seluruh dunia. Kami sudah menerapkannya sejak berdiri 52 th lalu.
Saya akan memberi tahu secara lengkap dengan gambar-2 tetapi anda tidak mencantumkan
alamat email dengan jelas. Indonesia dalam keadaan BAHAYA !
Drs. G. Aris Buntarman
80 th ; peniunan Ka.Bg. Marketing di Lini Industri Buku
Kelompok Kompas-Gramedia.
Aku kenal kok karo sampeyan Mas.
mhariyadi@yahoo.com