Home BERITA Aborsi, Interprestasi Manusia tak Berhati

Aborsi, Interprestasi Manusia tak Berhati

0
Ilustrasi - Aborsi tak berhati.

SEBUAH kehidupan pada hakikatnya adalah suci dan karena kesuciannya tidak ada seorang yang boleh merenggutnya.

Kehidupan itu sendiri berasal dari yang Maha Kuasa dan hanya Dialah yang berhak untuk memulai atau mengakhiri kehidupan mahluk ciptaan-Nya.

Kasus di Korea hanyalah salah satu dari sekian banyak kasus aborsi yang ada di dunia. Sebenarnya jika dilakukan penelitian tentang kasus-kasus seperti ini, maka akan banyak kasus serupa yang akan kita temukan terjadi hampir di setiap negara yang ada di dunia.

Selain itu, kasus seperti ini seakan luput dari kacamata semua mahluk yang memiliki akal sehat yang dinamakan manusia. Semua orang terlalu sibuk dengan masalah negara, konflik agama, dan korupsi yang tiada habisnya.

Akan tetapi, mereka melupakan hal yang terpenting dalam kehidupan ini, mereka lupa bahwa masih banyak sesama yang meminta bantuan sebagai sesama manusia.

Namun tidak ada satu pun yang datang mengulurkan tangan semuanya lupa pada hakikatnya dan makna yang sebenarnya dari apa yang sebenarnya dinamakan manusia?

Manusia, mahluk akal budi

Manusia adalah mahluk yang memiliki akal budi dan hal inilah yang membedakannya dari mahluk yang lainnya seperti binatang dan tetumbuhan.

Dengan akal budi yang dimilikinya, manusia telah menciptakan berbagai macam peradaban dan hukum dalam kehidupan bersama. Namun manusia telah melupakan bahwa ia tidak hanya memiliki ratio atau akal budi saja tetapi juga memiliki hati hati nurani atau conscientia.

Walaupun demikian, manusia hanya menggunakan akalnya dan melupakan hati nurani ketika membuat sebuah pilihan yang berkaitan dengan kehidupan yang ada di alam maupun di dalam hidupnya sendiri.

Bahkan terkadang terkesan mereka membunuh hati nurani demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Misalnya saja: korupsi, perampokan, pembunuhan, hingga aborsi.

Akan tetapi dari sekian kejahatan yang ada di atas kejahatan moral di atas yang paling tidak bisa dimaafkan adalah aborsi.

Interprestasi manusia tak berhati

Membunuh adalah sebuah kegiatan yang dikecam oleh semua manusia yang memiliki hati nurani. Dan hampir semua ajaran agama yang ada di dunia mengecam kejahatan yang satu ini.

Hal ini disebabkan membunuh adalah kegiatan amoral yang dapat menghilangkan nyawa manusia lainnya. Selain itu, membunuh juga melanggar hak azasi manusia sebagai mahluk sosial.

Walaupun demikian, masih banyak orang atau manusia-manusia yang tega menghilangkan nyawa sesamanya tanpa rasa bersalah. Dan salah satu dari kegiatan membunuh itu adalah aborsi.

Aborsi juga merupakan kejahatan yang tidak bisa dimaafkan, karena sengaja membunuh seorang manusia yang bahkan tidak dapat melawan. Walaupun demikian, masih banyak orang yang tega melakukan kejahatan amoral tersebut.

Dari pernyataan itu dapat disimpulkan bahwa manusia-manusia yang dengan mudahnya membunuh sesamanya adalah manusia-manusia yang tidak memiliki hati.

Hal ini tampak dari tindakan mereka yang tanpa rasa bersalah membunuh manusia  yang bahkan belum lahir. Dengan begitu, moral manusia seakan-akan hanya sebuah definisi belaka dan hanya kata-kata indah yang sering diucapkan pemuka agama.

Namun dalam praktis hal itu masih saja terjadi salah satunya artis Korea yang nota bene adalah seorang publik figur.

Ia mungkin tidak merasa malu dengan apa yang telah ia lakukan. Namun sebagai seorang publik figur seharusnya ia sadar bahwa apa yang ia lakukan bisa saja diikuti oleh banyak orang.

Dan semakin banyak yang mengikuti jejak artis yang melakukan aborsi itu, maka akan semakin banyak manusia yang tidak memiliki hati di dunia ini.

Jal ini bukanlah sebuah rahasia lagi dan bahkan sudah menjadi budaya yang seharusnya tidak dilestarikan. Sudah banyak manusia yang membunuh hati nuraninya demi popularitas semu.

Sudah banyak manusia yang membunuh akal sehatnya demi sesuatu yang sementara.

Kebahagiaan seakan menjadi alasan dan pembenaran diri untuk membunuh hati nurani. Hal ini seakan menginterprestasikan jiwa manusia yang tak memiliki hati itu.

Oleh karena itu, permasalahan ini sudah seharusnya menjadi sebuah permenungan bersama sebagai manusia yang memiliki akal budi dan hati nurani.

Dengan akal budi manusia dapat memilih memiliki hati nurani atau membunuhnya.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version