Home BERITA Aborsi Itu Pembunuhan, Titik

Aborsi Itu Pembunuhan, Titik

2

[media-credit name=”examiner.com” align=”alignleft” width=”546″][/media-credit]VIRGINIA, SESAWI.NET – Bekas ketua Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Sakramen menegaskan bahwa semua pihak musti jujur dan tidak bersembunyi dalam permainan kata-kata dalam perdebatan mengenai aborsi atau pengguguran.

Kardinal Francis Arinze menegaskan bahwa hak hidup adalah hak asasi manusia tidak bisa diganggu gugat karena hak itu pemberian Allah dan melekat dalam pribadi manusia.

“Jika seseorang dibunuh, apa gunanya semua hak lain baginya?” kata Arinze.

Arinze mengatakan hal itu dalam konferensi sehari mengenai bioetika yang diselenggarakan oleh Christian College dan mengundang pembicara lain seperti Uskup Robert Morlino dari Madison, Wisconsin, Janet Smith dan pastor Tadeusz Pacholczyk.

“Beberapa orang mengatakan, ‘Saya pribadi menentang aborsi, tapi saya tidak akan memaksakan pandangan saya pada orang lain.’ Itu sama saja dengan mengatakan, ‘Okay, beberapa orang ingin membunuh semua orang penting yang ada di MPR dan DPR, tapi saya tidak akan memaksakan pandangan saya pada mereka Itu terserah pilihan pribadi mereka [untuk membunuh],” Arinze menambahkan.

“Bukankah pernyataan semacam itu sangatlah tak masuk akal?  Itu seperti halnya bicara mengenai upaya mempertahankan spesies ikan paus dan simpanse atau pohon tertentu karena mereka merupakan spesies langka. Atau pun di beberapa negara tertentu, Anda akan dibawa ke pengadilan kalau terbukti menyiksa anjing, sementara pembunuhan terhadap bayi yang belum lahir diberi label ‘pro-choice’ atau terserah pilihan pribadi yang mau melakukannya? Jujurlah, katakanlah aborsi merupakan pembunuhan jika tindakan itu memang adalah bentuk pembunuhan,” ia menegaskan.

Penulis dan pembicara Janet Smith juga membahas topik kontrasepsi dengan menggunakan filosofi personalisme yang merujuk pada teologi Beato Bapa Suci Yohanes Paulus II mengenai tubuh.

“Jujurlah, katakanlah aborsi merupakan pembunuhan jika tindakan itu memang adalah bentuk pembunuhan.

Smith menjelaskan efek merusak kontrasepsi pada hubungan perkawinan.

“Untuk memiliki hubungan perkawinan dengan seseorang dan tidak menghendaki anak dengan orang itu akan dengan sendirinya menyangkal kenyataan bahwa hubungan seksual mengarah ke suatu relasi yang dimaksudkan untuk sekali seumur hidup,” katanya.

“Hubungan [seksual] dimaksudkan untuk menjadi sesuatu yang membuat Anda bersukacita, tidak sebaliknya, dilihat sebagai hukuman karena melakukan hubungan pernikahan.”

Sementara itu, Pastor Tadeusz Pacholczyk dari Pusat Bioetika Katolik Nasional membahas masalah penelitian sel induk embrionik. Pacholczyk mengatakan bahwa demam filem Hollywood, keingintahuan ilmiah dan penelitian untuk kepentingan bisnis hak paten telah membuat upaya-upaya penghancuran embrio tetap dilakukan bahkan didanai secara aktif.

Ironis, katanya, jika berkaca dari hukum di Amerika Serikat pada tahun 1940 yang mengundangkan perlindungan tidak hanya terhadap elang bondol, tapi juga telur sang elang bondol itu.

“Jika kita dapat melihat bahwa menghancurkan telur elang bondol adalah sama buruknya dengan menghancurkan elang bondol, mengapa kita tidak bisa melihat hal yang sama terhadap kehidupan manusia?” gugatnya.

Sumber: Zenit.org

2 COMMENTS

  1. Sy setuju dgn pendapat aborsi itu dosa. Namun masih abu2 dg pendapat penggunaan kontrasepsi.bagaimana dgn pengidap HIV? ODHA krn transfusi,tertular dari ibu atau pasangan?pantang berhubungan seksual selamanya?

  2. Apakah IVF itu dilarang gereja? Dalam suatu proses IVF, jika embrio yang berhasil dikembangkan tidak dipakai seluruhnya, apakah itu sudah termasuk pembunuham? Salam dalam Yesus. 🙂

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version