PADA hari Selasa, 10 Desember 2024 di Surabaya dilaksanakan jumpa pers tentang agenda tahbisan Uskup Keuskupan Surabaya; menghadirkan nara sumber:
- Romo Aloysius Hans Kurniawan selaku Ketua Panitia Tahbisan Uskup Keuskupan Surabaya.
- Romo Yosep Eko Budi Susilo, Administrator Diosesan Keuskupan Surabaya.
- Romo Ferdian Dwi Prasetyo, juru bicara panitia.
Beberapa jadwal penting rangkaian acara tahbisan adalah:
- Vesper Agung – ibadat malam sebelum tahbisan bertempat di Gereja Katedral Hati Kudus Yesus Surabaya: Selasa 21 Januari 2025; dimulai pukul 17.00 WIB; perkiraan tamu undangan 1.200 orang.
- Misa Tahbisan Uskup Keuskupan Surabaya diadakan di Widya Mandala Hall: Rabu 22 Januari 2025 pukul 10.00 WIB; jumlah undangan sekitar 2.500 undangan.
- Misa Pontifikal, Perayaan Ekaristi pertama yang dipersembahkan Uskup Tertahbis: Kamis 23 Januari 2025 di Gereja Katedral Hati Kudus Yesus Surabaya, pukul 10.00 WIB’ undangan sekitar 1200 tempat duduk.
- Silaturahmi open house bersama pejabat pemerintah dan tokoh agama: 23 Januari 2025; tempat di Widya Mandala Hall; jumlah undangan 400 undangan.
Monsinyur romo
Nama Uskup Terpilih telah diumumkan di Surabaya pada Selasa 29 Oktober 2024: Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo. Ia akan menjadi uskup kelima di Keuskupan Surabaya.
Penahbis utama adalah Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Nunsius Apostolik Mgr. Piero Pioppo. Juga akan mengundang seluruh uskup yang ada di Indonesia; termasuk para Bapak Uskup Emeritus.
Mgr. Romo Didik, demikian biasa dipanggil, akan menggembalakan umat Keuskupan Surabaya berjumlah 155.000 jiwa berdasar sensus 2015 yang berhimpun pada 46 paroki. Wilayah teritorial ada di Propinsi Jawa Timur bagian barat plus umat yang ada di Kabupaten Rembang dan Blora di Propinsi Jawa Tengah.
Moto yang akan dipakai dalam penggembalaan adalah “Mencintai Seperti Kristus Mencintai”; bersumber dari Yoh. 17 ayat 26. Juga hampir sama dengan motto tahbisan imamat pada tahun 1996.
Widya Mandala Hall berada di kompleks Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Di sana pula ada Seminari Tinggi Providentia Dei milik Keuskupan Surabaya. Sehingga tempat ini dapat julukan sebagai “jantung” Keuskupan Surabaya.