Bacaan 1: Rm 9:1-5
Injil: Luk 14:1-6
Seorang temanku hanyalah seorang “agama KTP” alias beragama hanya untuk syarat punya Kartu Tanda Penduduk. Pada dasarnya ia adalah seorang tak beragama (atheis).
Beberapa kali aku mencoba mengajaknya berdiskusi tentang Sang Pencipta alam semesta ini, dan pernah kuajak ke gereja ikut Misa. Namun ia tetap masih ‘keukeuh’ pada pendiriannya untuk tidak beragama.
Suatu saat ia sakit keras dan meninggal.
Saat itu aku menangis keras untuknya, karena ia belum sempat mengenal Tuhan Yesus Sang Juru Selamat. Dari dasar hatiku, aku berduka untuk sahabatku itu, yang pada saat tersebut menolak cinta kasih Juru Selamat.
Ketika aku membaca surat Paulus kepada jemaat Roma hari ini, tiba-tiba ingatanku kembali kepada sahabatku itu. Sebagai pelayan Tuhan Yesus, ia sangat berduka dan sedih melihat saudara-saudara sebangsanya menolak Yesus Tuhan (Rm 9:1-5).
“Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji.”
Bangsa itu menerima keistimewaan sebagai anak Allah dengan tujuh anugerahnya termasuk kehadiran Mesias secara “head to head” namun semua itu tidak berguna bagi mereka.
Hal ini juga tergambar saat Tuhan Yesus berkumpul di salah satu rumah orang Farisi untuk makan bersama pada hari Sabat.
Kumpul makan bersama seharusnya menjadi sebuah perjumpaan penuh sukacita, namun tetap saja dalam hati mereka penuh keraguan dan kebencian. Hal ini bahkan sempat disinggung-Nya:
“Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?
Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?”
Kebaikan itu tak bisa dibatasi, bahkan jika perlu menabrak aturan agama dalam peribadahan. Bagi orang Yahudi ibadah Sabat harus bebas dari pekerjaan termasuk berbuat baik (menyembuhkan). Ini yang dikoreksi pemahamannya oleh Tuhan Yesus.
Pesan hari ini
Air mataku akan jatuh, sangat berduka dan sedih jika kamu meninggal namun belum sempat mengimani Sang Juru Selamat, Tuhan Yesus Kristus.
“Ketika kamu memandang salib, kamu memahami betapa Tuhan Yesus mencintaimu.”