Home BERITA Aja Cedhak Kebo Gupak

Aja Cedhak Kebo Gupak

0
Kerbau berendam di kubangan lumpur sawah. (Pixabay)

Puncta 22 Maret 2025
Sabtu Prapaskah II
Lukas 15: 1-3.11-32

PEPATAH Jawa ini secara harafiah berarti jangan dekat-dekat dengan kerbau yang kotor, nanti akan terkena kotorannya.

Nasehat yang mau disampaikan adalah jangan berdekatan atau bergaul dengan orang jahat, nanti kamu akan ketularan sifat-sifatnya.

Orang-orang Farisi sudah membuat stempel buruk terhadap pemungut cukai. Mereka dikelompokkan sebagai “Kaum Pendosa.” Orang-orang ini dianggap sebagai “sampah masyarakat” oleh Ahli-ahli Kitab dan Para Farisi.

Kelompok ini disingkiri dan dianggap najis atau kafir bagi mereka. Mereka tidak bergaul dengan kaum pendosa.

Mereka beranggapan, sekali pendosa selamanya adalah pendosa. Tidak mungkin mereka bertobat menjadi baik.

Ketika Yesus bergaul dengan mereka, kaum Farisi tidak senang dan nyinyir. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.”

Yesus berpandangan beda dengan kaum Farisi. “Orang sakit membutuhkan tabib, bukan orang sehat.”

Yesus mendatangi, duduk makan bersama dengan mereka. Sekaligus Ia menerangkan bagaimana sikap Allah terhadap para pendosa.

Perumpamaan anak yang hilang mau menekankan sikap Bapa yang baik hati. Ia mengasihi tanpa batas. Siapapun diterima dan dirangkul oleh Allah. Anak bungsu yang bobrok hidupnya dan bejat moralnya tetap diterima.

Begitu pun anak sulung yang merasa benar, tidak pernah melanggar perintah, selalu patuh kepada bapanya juga diterima. Orang-orang Farisi seperti anak sulung yang merasa diri paling benar, paling taat dan setia.

Oleh Yesus kita diajak untuk mengasihi tanpa membeda-bedakan. Kasih itu murah hati kepada mereka yang kecil, lemah dan miskin.

Kita tidak boleh menghakimi seperti kaum Farisi. Sikap Bapa yang murah hati dan pengampun itulah contoh bagi kita semua.

Main layang-layang di Pangandaran,
Terbawa angin sampai di Jimbaran.
Kasih Tuhan tidak membedakan,
Kasih-Nya berlaku bagi setiap insan.

Wonogiri, mengasihi tanpa pamrih
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version