Aja Cedhak Kebo Gupak

0
Kerbau berendam di kubangan lumpur sawah. (Pixabay)

Puncta 30 Juli 2024
Selasa Biasa XVII
Matius 13: 36-43

PEPATAH ini secara harafiah berkata, “Jangan dekat-dekat dengan kerbau yang biasa dipakai untuk menggarap sawah, nanti kamu akan terkena lumpur atau kotorannya.” Kita diharapkan berhati-hati dalam memilih teman, jangan sampai salah dalam pergaulan.

Teman pergaulan sangat mudah mempengaruhi sikap dan kepribadian kita. Anak-anak muda mudah dipengaruhi oleh hubungan sosial pergaulan mereka. Kalau tidak hati-hati, mereka akan terbawa oleh arus pergaulan. Kalau baik, itu sangat berguna. Tetapi kalau jatuh dalam pergaulan yang tidak baik, akan menghancurkan.

Karna adalah ksatria yang baik. Tetapi karena dia bergaul di pihak para Kurawa, maka dia harus berhadapan dengan para Pandawa. Karna itu seperti benih gandum yang tumbuh di tengah-tengah ilalang.

Yesus menjelaskan tentang perumpamaan lalang di ladang. “Orang yang menabur benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih baik ialah anak-anak kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menabur benih lalang ialah iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat.”

Hidup kita ini ibaratnya Perang Baratayuda yaitu perang antara kebaikan dan kejahatan dalam diri kita sendiri. Manakah yang akan kita pilih antara kebaikan dan kejahatan? Ada peperangan dalam hati untuk memenangkan pilihan kita sendiri.

Tuhan menaburkan benih baik didalam hati kita. Tetapi iblis juga menaburkan ilalang yang akan mengganggu pertumbuhan benih-benih kebaikan. Manakah yang akan kita menangkan?

Hasil dari peperangan itu akan kita lihat di akhir hidup kita. Kematian adalah waktu akhir untuk menuai. Di sanalah kita akan ditimbang oleh malaikat. Manakah yang lebih banyak, kebaikan atau kejahatan. Disanalah kebaikan akan bercahaya seperti matahari dan kejahatan akan dicampakkan ke dalam dapur api.

Pilihlah kebaikan karena hidupmu akan lestari dan dimuliakan. Jauhilah kejahatan agar tidak dicampakkan ke dalam dapurapi yang membara. Mari kita selalu menanam kebaikan, agar kelak bisa memetik buah yang berkelimpahan.

Dari Cawas memanen kegembiraan
Di Wonogiri mulai menabur kebaikan
Jikalau kita selalu mengasihi Tuhan
Kita selalu gembira penuh harapan.

Wonogiri, memulai dengan harapan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version