Renungan Harian
Jumat, 18 Februari 2022
Bacaan I: Yak. 2: 14-24. 26
Injil: Mrk. 8: 34-9: 1
BEBERAPA waktu yang lalu saya bertemu dengan beberapa kawan hanya untuk sekedar ngobrol-ngobrol, berbagi cerita. Obrolan kami berkisar tentang kegiatan dan aktivitas kami masing-masing serta bicara tentang situasi di sekitar kami. Jadi sesungguhnya tidak ada sesuatu pembicaraan yang serius.
Di tengah pembicaraan, seorang teman mengingatkan salah seorang teman yang sudah lama tidak pernah ke gereja dan bahkan mengundurkan diri dari beberapa aktivitasnya yang berkaitan dengan gereja.
Kami semua tahu bahwa dia sekarang banyak sekali terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan baik bersifat karitatif maupun kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Teman yang diingatkan menjawab: “Untuk apa saya pergi ke gereja dan berdoa; ikut kegiatan-kegiatan gereja yang isinya hanya berdoa terus. Saya sekarang ini sadar bahwa yang penting adalah saya terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan kemanusiaan.
Itu lebih penting dan lebih berguna daripada hanya sekedar itu misa dan doa.
Orang membutuhkan tindakan konkret kita bukan sekedar doa. Orang lapar tidak membutuhkan doa kita, mereka butuh makanan dari kita.
Apakah orang lapar, orang sakit, orang yang tertindas menjadi tertolong dengan kita pergi misa dan pergi kumpul untuk berdoa?”
Kami semua terdiam mendengar jawabannya.
“Benar sih jawabanmu dan keren. Dan jawabanmu mengingatkan kami semua untuk tidak terlena dengan hanya misa dan berdoa tetapi juga bertindak.
Kami mengingatkan kamu untuk ke gereja dan datang dalam pertemuan lebih agar kamu seimbang. Kamu ada pada ekstrim yang satu dan kami ada di ekstrim yang lain. Kalau kita bisa ketemu di tengah pasti lebih keren.
Kita mewujudkan iman kita dengan karya-karya seperti yang kamu lakukan. Karya-karya hebat adalah perwujudan dari iman yang bersumber dari ekaristi dan doa-doa.
Maksud saya iman yang kita hayati mengalir dalam kehidupan sehari-hari. Aktif dalam berbagai karya kemasyarakatan dan kemanusiaan tidak berarti menegasi kegiatan-kegiatan gereja,” seorang teman menyahut.
“Setuju. Kita jangan terjebak dan terlena dengan kegiatan gereja saja. Tetapi juga jangan terpukau hanya dengan kegiatan kemasyarakatan dan kemanusiaan.
Terimakasih ya sudah sadar dan mengingatkan,” jawab teman saya sambil tertawa.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Surat St. Yakobus:
“Manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
Sebab sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”