Aku Ambil Peran Apa?

0
Kisah Sengsara Tuhan Yesus
  • Bacaan 1: Yes. 50:4-7
  • Bacaan 2: Flp. 2:6-11
  • Injil: Luk. 22:14- 23:56

Hari ini umat katolik memulai “Pekan Suci Paskah” mengenang Kisah Sengsara Tuhan Yesus. Bacaan dimulai dari kisah Perjamuan Akhir, antara Tuhan Yesus dengan para murid-Nya dan diakhiri dengan pemakaman Tuhan Yesus.

Saat berdoa di Taman Getsemani merupakan “puncak ketakutan” Tuhan Yesus dari sisi kemanusiaan-Nya. Hal ini tercermin dalam sabda-Nya:

“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”

Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah (ngeri untuk membayangkannya).

Ada banyak peran yang bisa dilihat, diantaranya:

  • Yudas Iskariot, pengkhianat yang menyerahkan Tuhan Yesus kepada para imam hanya dengan sebuah “ciuman maut”.
  • Simon Petrus, menyangkal kenal Yesus hingga 3x tapi didoakan-Nya agar imannya tidak gugur untuk memimpin umat-Nya.
  • Ketiga murid yang tertidur namun siap melindungi-Nya saat penangkapan.
  • Rombongan orang yang menangkap-Nya.
  • Imam Besar Kayafas dan Mahkamah Agama, dengan pengadilan palsunya.
  • Orang-orang di rumah Kayafas yang memukuli-Nya.
  • Pontius Pilatus, tidak berani mengambil keputusan tegas karena desakan orang banyak.
  • Raja Herodes Antipas, takut kehilangan jabatan raja karena ada “RAJA BARU” yaitu Tuhan Yesus.
  • Simon Kirene, (baru datang dari luar kota) bersedia menggantikan-Nya memikul salib.
  • Perempuan-perempuan yang hanya bisa meratapi tanpa berbuat apa-apa sehingga ditegur Tuhan Yesus.
  • Orang-orang yang mengejek-Nya di kayu salib
  • Penjahat yang disalibkan bersama-Nya (baik yang memohon ampun ataupun menghujat).
  • Orang-orang yang bersama-Nya, namun hanya berani melihat dari kejauhan.
  • Yusuf Arimatea (anggota Majelis Besar dan berani menolak keputusan Majelis), berinisiatif meminta jenazah Yesus untuk dimakamkan.

Tuhan Yesus adalah 100% Allah dan 100% Manusia. Namun demikian, tetap taat dan justru meninggalkan keilahian-Nya agar bisa mati. Demikian kata Rasul Paulus:

“…yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”

Ketaatan-Nya telah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya,

“Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.”

Pesan hari ini

Aku akan mengambil peran apa?

“Pilihan yang kamu buat hari ini akan menentukan hari esokmu. Pilihlah dengan bijak.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version