“Kata-kata ‘hal ini diperhitungkan kepadanya’ tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi untuk kita juga, sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati.” (Rom 4,23-24)
BEBERAPA waktu yang lalu, sebuah koran menulis sebuah berita olah raga dengan judul, “Meski Gaek, Ganda Putra Hendra/Tan Buktikan Masih Layak Diperhitungkan.” Yang dimaksud pasangan gaek tidak lain pasangan dari Indonesia – Malaysia, Hendra Setiawan dan Tan Boon Heong, yang membuktikan bahwa mereka masih solid dan masih pantas diperhitungkan di lapangan. Dalam Indonesia Open 2017, mereka hanya mencapai babak kedua sedangkan dalam Australia Open Super Series 2017, mereka menapaki laga final.
Diperhitungkan dan tidak diperhitungkan adalah pengalaman manusiawi; hal ini tidak hanya dialami oleh pasangan Hendra/Tan, tetapi juga sering dialami banyak orang lain. Banyak orang mengalami dan merasakan bahwa dirinya tidak diperhitungkan lagi orang orang lain, artinya tidak menjadi perhatian utama, bukan pemain unggulan, tidak menempati prioritas pertama. Mereka merasa diri sebagai figuran atau pemain cadangan. Orang tidak diperhitungkan karena berbagai macam alasan, seperti: kurang pengalaman, tidak mempunyai kemampuan atau ketrampilan, sudah memasuki usia lanjut, kondisi kesehatan yang tidak baik, sedang mengalami sakit atau penderitaan, mempunyai sikap atau perilaku yang tidak normal, serta alasan lain.
Setiap kasus atau peristiwa tentu mempunyai alasan yang berbeda-beda. Namun demikian, pasti tidak mudah untuk menerima kenyataan bahwa seseorang tidak diperhitungkan oleh orang lain. Pasti ada rasa sedih dan kecewa; ada sakit dan luka di hati. Orang membutuhkan kekuatan dan keberanian untuk berjumpa dan berdialog dengan perasaan-perasaan ini. Namun demikian, kenyataan juga menunjukkan bahwa orang atau kelompok yang semula tidak diperhitungkan sering membuat berbagai macam kejutan, mampu memberikan hal yang terbaik, mampu membuat prestasi dan sukses. Mereka yang tidak diperhitungkan justru sering memberikan berkat atau membawa nama baik bagi banyak orang.
Berbahagialah mereka yang tidak diperhitungkan oleh sesamanya, tetapi diperhitungkan oleh Allah sendiri, seperti Allah memperhitungkan Abraham. Abraham diperhitungkan Allah bukan karena jasa dan prestasinya, tetapi oleh karena imannya akan Allah; karena kesetiaannya terhadap kehendak Allah; karena sikap takutnya akan Allah. Selain terhadap Abraham, Allah juga akan memperhitungkan orang lain yang beriman kuat kepada-Nya; Dia yang telah membangkitkan Yesus dari mati; Dia yang berkuasa melaksanakan apa yang dijanjikan dan dikehendaki-Nya.
Dalam peristiwa dan pengalaman apa, kenyataan ini terjadi di dalam diriku: menjadi orang yang diperhitungkan dan tidak diperhitungkan oleh sesama dan Allah? Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)