KITAB Daniel dan Injil Yohanes yang kita baca hari ini mewartakan tentang Allah, hakim yang adil. Dia tampak dalam dua tokoh utama, yakni Daniel dan Yesus.
Nama Daniel (din=hakim dan el=Allah) berarti Allah adalah hakimku. Yesus itu Daniel yang baru, hakim yang adil. Keduanya menghadapi kasus yang sama, yakni perempuan yang dituduh berzinah.
Tuhan mengutus Daniel untuk menunjukkan bahwa Dia membebaskan manusia yang berseru kepada-Nya (Daniel 13:42-43). Tuhan mendengarkan doa Susana, lalu membebaskannya melalui Daniel.
Injil mewartakan Yesus sebagai hakim yang adil dan penuh belas kasihan. Dia membebaskan wanita yang kedapatan berbuat zinah (Yohanes 8:3). Para ahli Taurat dan orang Farisi meminta pendapat Yesus tentang kasus itu (Yohanes 8:5).
Yesus tidak memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Ketika mereka mendesak-Nya (Yohanes 8:7), Yesus bersabda, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (Yohanes 8:7). Mereka pun satu per satu pergi mulai dari yang tertua (Yohanes 8:9).
Daniel menyelamatkan Susana dari tangan tua-tua Israel dan menghukum mereka yang memberikan kesaksian palsu. Ingat, jangan memberikan kesaksian palsu (Ulangan 5:20). Sedang Yesus, hakim yang adil, membebaskan perempuan itu dari hukum rajam.
Sabda Tuhan hari ini menyampaikan minimal dua pesan. Pertama, Tuhan Allah itu hakim yang adil. Dia tidak menghendaki kematian manusia, melainkan pertobatan dan hidupnya (Yehezkiel 33:11). Kedua, manusia itu tidak memiliki hak untuk menghakimi sesamanya. Hanya Tuhan yang berhak, karena Dialah yang benar-benar adil.
Apakah kita menyadari dosa-dosa kita yang membawa kematian dan segera bertobat? Apakah kita menilai kesalahan sesama secara adil atau cenderung menghakimi?
Marilah kita belajar dari Allah, hakim yang adil.
Senin, 18 Maret 2024
Albherwanta O.Carm