- Bacaan 1: Ibr. 8: 6-13
- Injil: Mrk. 3:13-19
Perjanjian adalah sebuah kesepakatan antara dua pihak yang saling mengikat dan mengatur hak serta kewajiban satu sama lain, seperti yang telah disepakati. Suatu perjanjian bisa dibuat untuk seluruh aspek kehidupan, baik antar pribadi, bisnis atau hukum.
Tujuan dibuatnya perjanjian untuk memastikan bahwa pihak-pihak yang terlibat menjalankan kewajiban yang telah disetujui. Memberikan perlindungan hukum apabila ada pelanggaran terhadap perjanjian tersebut.
Perikop surat Ibrani berbicara mengenai “Perjanjian” antara Allah dengan bangsa Israel. Konteksnya adalah Perjanjian Sepuluh Perintah Allah pada zaman Musa saat Allah mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.
Namun dalam “Perjanjian” itu, Bangsa Israel melalaikan kewajibannya dan tidak taat pada aturan yang disepakati, yaitu menjadi umat-Nya. Sehingga bangsa itu dibinasakan di padang gurun dan tidak boleh masuk ke “Tanah Terjanji” kecuali keturunan mereka.
Allah tidak sedang berbicara mengenai konsekuensi hukum karena ketidaktaatan mereka namun justru lebih mementingkan terjaganya relasi antara Allah dengan mereka. Jadi sisi pentingnya adalah:
Allah akan mengampuni bangsa Israel khususnya dan umat manusia secara umumnya.
Hal ini tentu saja tergenapi oleh Tuhan Yesus Kristus. Jika Musa meresmikan perjanjian Sinai dengan darah kurban maka dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus menggenapinya dengan kurban darah-Nya sendiri.
Allah yang mengampuni juga tergambar dalam bacaan injil, dimana Tuhan Yesus memperluas pewartaan-Nya dengan menunjuk dua belas rasul-Nya. Mereka diberi kuasa Ilahi untuk mewartakan Kabar Sukacita Allah serta mengusir setan.
Pengusiran setan adalah simbol terciptanya kekudusan untuk hidup kekal bersama-Nya. Sebab di surga, tidak ada roh jahat. Hanya orang suci yang boleh tinggal bersama-Nya di surga.
“Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.”
Pesan hari ini
Allah itu setia pada janji-Nya, sebagai umat ciptaan-Nya harus senantiasa bersyukur, penuh sukacita bukannya malah “berselingkuh”.
Tuhan telah memperbarui “Perjanjian-Nya” dan akan mengampuni dosamu, bertobatlah.
“Orang bodoh tidak pernah memaafkan atau melupakan; yang naif memaafkan dan melupakan; yang bijak memaafkan, tapi bukan berarti melupakan.”