“Pula kata Daud kepada Abisai dan kepada semua pegawainya, ‘Sedangkan anak kandungku ingin mencabut nyawaku, terlebih lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk, sebab TUHAN yang telah berfirman kepadanya demikian.” (2 Sam 16, 11)
ANAK durhaka rupanya tidak hanya kisah fiktif, tetapi merupakan kenyataan yang sering terjadi. Ada anak yang tega memperlakukan ibunya dengan kasar dan bahkan memberinya makan kotoran manusia. Ada juga anak yang dihajar kakaknya dan keluarganya, karena anak tersebut telah memukul ibunya sampai babak belur.
Seorang anak perempuan juga tega menyuruh ibunya yang sudah berusia 80 tahun menjadi seorang pengemis. Karena dikuasai dendam dan tidak dibelikan sepeda motor, seorang anak tega membunuh ayah dan ibunya. Seorang ibu yang sakit jantung dan paru-paru terpaksa tidur di tetangganya, karena diusir oleh anaknya.
Kisah atau peristiwa tentang anak yang durhaka memang banyak terjadi pada saat ini. Bahkan kisah serupa rupanya juga terjadi pada jaman dahulu, seperti dialami oleh Daud. Daud telah melarikan diri bersama dengan pengawalnya, karena mau dibunuh oleh Absalom, anaknya.
Anak laki-laki dan perempuan mempunyai potensi yang sama sebagai anak durhaka, yakni berani menentang, mengancam atau membunuh orang tuanya. Motivasi dan alasannya pun bermacam-macam, entah karena sakit hati dan dendam, untuk mendapatkan uang atau warisan, atau karena tidak dipenuhi keinginannya.
Orang tua pasti bukanlah manusia sempurna. Mereka tentu punya banyak kekurangan dan kelemahan. Namun hal tersebut bukanlah alasan bagi anak untuk tidak menghormati dan menyengsarakan mereka; juga bukan alasan untuk mengusir atau membunuhnya.
Semoga banyak anak yang semakin berbakti terhadap orang tua dengan cara dan kemampuan masing-masing. Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)