Puncta 01.10.21
Pesta St. Theresia dari Kanak-Kanak Yesus,
Perawan, Pujangga Gereja dan Palindung Misi
Matius 18: 1-5
MO SUANG YI berumur 10 tahun dan baru menginjak kelas lima Sekolah Dasar di Jiang Xi China. Ayah Mo menderita sakit kanker darah yang parah.
Kata dokter biaya pengobatan mencapai 600.000 yuan (1,2 milyar rupiah). Keluarga Mo adalah keluarga miskin.
Anak kecil itu tidak tega melihat orangtuanya sakit dan menderita. Selepas sekolah, ia tidak langsung pulang. Namun mengumpulkan kertas, kardus bekas di tempat-tempat sampah.
Ia menjualnya ke pengepul. Selama dua bulan ia mendapat 317,5 kg kertas/kardus bekas.
Di rumah ia mengurus segala urusan rumahtangga; menyapu, mengepel, memasak untuk semua. Ia menjalani demi kesembuhan ayahnya.
Ia tidak mengeluh kendati tugasnya berat. “Saya melakukan demi kesembuhan ayah saya.”
Di buku hariannya dia menulis: “Saya tahu jarak antara 36,6 yuan dan 600.000 yuan itu seperti jarak Jiangxi sampai Beijing. Tapi saya tidak mau menyerah. Jadi, tetaplah di sana ayah dan kau akan baik-baik saja.”
Hari ini, kita memperingati St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus. Ibunya meninggal saat dia masih kecil.
Hidup doanya sangat kuat. Dia pernah berdoa bagi penjahat agar bertobat. Doanya berhasil, sebelum ajal penjahat itu mengakui Yesus dan bertobat.
Theresia kemudian masuk biara dan menjadi suster Karmel seperti kakak-kakaknya. Namun ia tidak berusia panjang.
Ia meninggal pada usia 24 tahun karena sakit TBC.
Ia berkata, “Tuhan Yesus tidak menuntut kita melakukan ini itu, Tuhan hanya ingin kita mencintai-Nya.”
Cinta itulah rahasia hidup Theresia kecil. Ia melakukan hal-hal sederhana dengan cinta.
Tugasnya di biara tidak istimewa, tetapi dia melakukannya dengan penuh cinta. Ia suka memilih tugas-tugas yang dihindari atau tidak disukai banyak orang.
Theresia mengajarkan bahwa kekudusan bisa dicapai oleh siapa pun dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil, sederhana, biasa namun dengan cinta yang besar.
Setiap orang bisa menjadi kudus dengan memilih jalan kecil dan sederhana seperti St. Theresia.
Yesus berkata, “Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Barang siapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga.”
Mari kita meneladan Theresia melewati jalan kecil dengan cinta yang besar, karena Tuhan hanya ingin kita mau mencintai-Nya.
Waduk Nglanggeran di Wonosari.
Pantai selatan di Parangkusama.
Santa Theresia ajarilah kami.
Mencintai yang kecil dan sederhana.
Cawas, setapak jalan kecil.