Renungan Harian
Jumat, 3 Juni 2022
PW. St. Karolus Lwanga dkk, martir
Bacaan I: Kis. 25: 13-21
Injil: Yoh. 21: 15-19
BEBERAPA tahun yang lalu, saya kenal anak muda yang baik, aktif di gereja dan juga kegiatan-kegiatan orang muda. Anak muda itu bekerja sambil kuliah, pagi ia bekerja sampai sore dan nanti sore dia akan kuliah sampai malam. Meskipun dengan kesibukan yang seperti itu, namun tidak mengurangi atau membuat dirinya malas untuk aktif dalam kegiatan di gereja.
Akhir-akhir ini kami melihat bahwa dirinya menjadi aneh. Sebetulnya bukanlah keanehan yang negatif, akan tetapi sesuatu yang bukan menjadi kebiasaAnnya. Akhir-akhir ini, ia menjadi amat sibuk, sehingga beberapa kegiatan yang menurut dirinya tidak penting seperti kumpul dengan teman-teman, olahraga bareng atau jalan-jalan tidak dia ikuti.
Beberapa teman bertanya punya kesibukan apa, tetapi dia hanya menjawab bahwa dia lagi banyak tugas.
Suatu ketika seorang teman main ke rumahnya dan da lagi sibuk membuat alat-alat peraga untuk mengajar dan juga menyiapkan bahan-bahan ajar. Ia tampak sibuk membuat video dan power point untuk bahan mengajar.
Teman ini terkejut, karena dia bukan guru dan rasanya dia tidak berhubungan dengan pengajaran. Namun teman ini mengerjakan dengan kesungguhan dan tidak kelihatan bahwa dia terbebani ataup un terpaksa.
Ketika ditanya untuk apa atau untuk siapa dia hanya menjawab bahwa ini hanya iseng, main-main.
Sampai suatu ketika kami melihat dia naik motor dengan barang bawaan yang amat banyak dan ketika kami tanya dia akan keluar kota. Kami semua heran dengan ini, bareng siapa dan mengapa dia harus pergi ke kota itu karena dia tidak pernah pergi ke kota itu.
Kami semua bingung dan semakin aneh melihat dia seperti itu. Namun tidak berapa lama semua pertanyaan tentang keanehannya terjawab. Seorang ibu guru muda yang juga ikut di kegiatan orang muda datang menghampiri dia. Dan nampak malu-malu teman itu membonceng ibu guru muda itu meninggalkan kami.
Tahulah kami bahwa keanehannya selama ini, karena ia sedang jatuh cinta.
Cinta memberikan energi yang luar biasa. Cinta membuat seseorang dapat melakukan apa pun untuk orang yang dicintai dengan penuh semangat dan penuh kegembiraan.
Kiranya itulah mengapa dalam sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Yohanes, sebelum menyampaikan perutusan agar menggembalakan domba-dombaNya, Yesus bertanya terlebih dahulu kepada Petrus apakah Petrus mencintai Dia lebih dari orang-orang ini dan segala sesuatu.
“Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari mereka ini?”