Bacaan 1: Yos 24:1 – 13
Injil: Mat 19:3 – 12
DALAM kehidupan ini, ada yang menikah dan tidak menikah (selibat). Dalam perspektif Kristiani, keduanya bukanlah ide manusia, namun datang sebagai panggilan dari Allah.
Sejak di Taman Eden, Allah telah merancang manusia untuk berkembang biak lewat seksualitas. Tuhan Yesus meneguhkannya lewat bacaan hari ini, Matius 19:4-5, sebagai dasar alkitabiah sebuah perkawinan sejati.
Antara pernikahan dan selibat (dalam iman), keduanya sama-sama mengucapkan “kaul kemurnian”. Suami isteri harus hidup murni (tidak berzinah).
Jadi, kemurnian tidak hanya keutamaan kaum religius.
Kaum religius mengucapkan ‘janji’ (kaul) untuk melepaskan diri dari kegiatan seksual.
Kaum selibater merelakan “keintiman hubungan pria dan wanita” dan tidak mau menikmatinya demi Kristus. Dan demi nilai-nilai positif yang dipersembahkan dalam hidup selibat.
Apakah dengan demikian, seorang selibater adalah contra naturam (menentang kodrat)?
Tentu saja tidak.
“Keintiman pria dan Wanita” harus diwujudkan dengan layak dan hormat dalam sebuah pernikahan. Seorang selibater adalah manusia seksual yang mampu menikmatinya, tanpa harus berhubungan seksual, sehingga harus tidak kawin.
Seorang religius yang hidup selibat tidak diragukan lagi merupakan panggilan berkarya demi Kerajaan Allah.
Injil Matius menyebut tiga macam orang yang tidak dapat kawin:
- Ada orang yang tidak dapat kawin karena memang lahir demikian dari rahim ibunya.
- Ada yang dijadikan demikian oleh orang lain.
- Ada yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri demi kerajaan surga (Mat. 19:12).
Perkawinan bersifat monogami dan tak terceraikan (kekal), demikian juga hidup selibat dalam Gereja memiliki sifat kekekalan.
Jika orang menikah dan kaum selibater mengucapkan janji (kaul) murni, demikian juga dengan bangsa Israel kuno.
Mereka memperbarui perjanjiannya di Sikhem, sebuah pusat kultis tua.
Yosua sebagai pemimpin menggantikan Musa berpidato di depan para tua-tua, para kepalanya, para hakimnya dan para pengatur pasukannya, berdiri di hadapan Allah.
Yosua berkisah tentang sejarah Israel mulai dari bapa bangsa Abraham, sampai pada periode perebutan.
Yosua menekankan bahwa Tuhan-lah yang bertanggungjawab dan punya kuasa atas semua yang terjadi.
Pesan hari ini
Menikah dan selibat, semuanya adalah panggilan Tuhan. Ada janji (kaul) kemurnian yang mengikat pada keduanya.
“Keintiman pria dan Wanita” adalah sesuatu yang sakral, penuh hormat dan harus ditempatkan dalam sebuah pernikahan.
“Tuhan telah menciptakan segala sesuatu untuk kebaikan. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”