Bacaan 1: 1Yoh 2:3-11
Injil: Luk 2:22-35
Bagaikan dua sisi mata uang, terang dan gelap selalu bertolak belakang. Namun di dunia ini, terang dan gelap adalah dua sisi yang selalu ada. Sinar matahari menerangi bumi di saat pagi dan siang hari namun ketika matahari tenggelam di petang hari dan malam pun tiba maka hanya ada kegelapan.
Terang adalah rahmat dari Tuhan untuk kita semua.
Ketidakhadiran Tuhan sama seperti ketidakhadiran matahari, hanya ada kegelapan yang merupakan representasi kehadiran roh jahat.
Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus adalah kasih sehingga orang kristiani seharusnya identik dengan kasih. Sebab dalam kekristenan dituntut hidup serupa dengan Kristus.
“Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” Demikian kata Rasul Yohanes dalam suratnya.
Perintah Allah untuk saling mengasihi dalam Perjanjian Lama diulangi dan diperbaharui oleh Yesus dalam Perjanjian Baru. Perintah itu kemudian ditegaskan lagi dalam surat pertama Yohanes agar umat kristiani senantiasa hidup dalam kasih dan saling mengasihi.
“Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.”
Simeon hidup dalam kuasa Roh Kudus, seorang yang benar dan saleh hidupnya. Hidupnya ada di dalam “Terang”. Maka baginya tidak kesulitan untuk mengenali “Sang Terang” meski Ia dalam rupa Bayi Kecil.
Dia-lah Terang yang dijanjikan Allah kepada bangsa Israel dan seluruh umat manusia.
“…sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”
Pesan hari ini
Tetaplah berjalan dalam “Jalan Terang” meski dunia terus berusaha menyesatkanmu ke dalam kegelapan.
“Kekristenan itu identik dengan “Kasih dan Terang”.