SAYA relatif baru menjadi Katolik dan sungguh malu ketika pada perayaan misa minggu, saat komuni, imam meletakkan hosti di tangan saya. Ketika saya masukkan ke dalam mulut, hosti terjatuh ke lantai tanpa sengaja dan tidak saya sadari. Saat saya berjalan menuju bangku, seorang umat yang hadir di situ menghentikan langkah saya, ia menunjuk pada hosti yang terjatuh di atas lantai.
Saya sangat terkejut dan bingung. Segera saya ambil dan kembali menuju bangku. Orang yang menghentikan saya tampaknya kurang senang dengan tindakan ini dan saya sedih sepanjang minggu atas apa yang harus saya lakukan. Saya bingung dan bertanya bagaimana seharusnya saya bersikap.
Sepanjang waktu saya terganggu oleh pikiran itun. Tidakkah lebih tepat jika orang yang duduk di deretan depan yang memungutnya atau apakah saya telah bertindak berlebihan atas satu hal yang tidak saya pahami? Saya mengerti akan kudusnya hosti, hanya tidak tahu sikap yang pantas bila menghadapi peristiwa tersebut. Dengan hormat saya mohon petunjuk.
Seorang pembaca ACH
Pertanyaan ini memicu banyak pendapat. Pertama, apa yang harus dilakukan orang ketika hosti kudus atau potongannya tanpa sengaja jatuh ke lantai? Insiden ini kerap terjadi bahkan oleh imam atau pelayan komuni sekalipun karena sikap penerima hosti yang canggung atau hati-hati secara berlebihan.
Kadang-kadang hosti lengket karena lembab lalu ketika diambil “meloncat” keluar dari siborium dan jatuh ke lantai. Tentu, orang yang membagikan atau menerima komuni kudus (yang saleh) akan merasa bersalah.
Dalam keadaan ini, sebaiknya imam atau pelayan komuni segera memungut dan memastikan tak ada serpihan-serpihan yang tertinggal di lantai. Jika terlihat serpihan, ambillah kain linen untuk menutupi tempat hosti yang jatuh lalu bersihkan tempat itu dengan air sesudah misa. Imam atau pelayan komuni bisa segera menyantap hosti kudus atau menyisihkannya. Sesudah komuni serpihan yang sulit diambil itu dilarutkan dalam sacrarium (bak khusus dalam sakristi yang langsung mengalir ke tanah, bukan ke pipa pembuangan air). (Lihat Pedoman Umum Misale Romawi, no. 280).
Biasanya, umat yang menjatuhkan hosti kudus segera mengambilnya dan menyantapnya. Dan biasanya akan ada serpihan yang tertinggal. Karena itu, imam atau pelayan komuni dan penerima hosti harus cermat.
Kedua, kejadian seperti yang diutarakan harus diperhatian dan dicermati.
1. Para imam dan pelayan komuni wajib selalu siaga dan waspada selama pembagian komuni kudus, memastikan bahwa penerima menyantap seluruh hosti kudus dan segera melakukan penanganan yang tepat jika insiden terjadi.
2. Ketika menyambut komuni kudus, penerima wajib membuka mulut agar hosti kudus dapat dimasukkan dalam mulut dengan aman atau mengatur tangan secara pantas agar hosti kudus dapat diterima dengan aman. Setelah menerima hosti di tangan, ambil satu langkah ke samping, dengan tetap menghadap altar santaplah komuni kudus, baru berbalik menuju bangkunya.
Sebagian besar insiden dalam komuni terjadi karena orang terlalu cepat berbalik menuju tempat duduk tanpa memberikan perhatian yang cukup dalam menerima Kristus. Lebih baik berhenti sejenak untuk menerima hosti kudus, mengucap syukur dan menyantapnya, daripada bergegas, seperti di antrian cafeteria, dan berisiko menjatuhkan hosti kudus.
Sebaiknya tidak menyantap komuni sambil berjalan atau menghadap bangku. Sayang, di banyak paroki, pembagian komuni kudus telah berubah menjadi antrian gerak cepat umat daripada mempersilakan orang bersatu dengan Kristus melalui sakramen yang amat berharga ini.
Yang terakhir, bila melihat hosti kudus jatuh atau mungkin potongannya yang kecil terjatuh di lantai, kita wajib memungutnya dan memberikannya pada imam di saat yang tepat, mungkin di akhir komuni ketika imam bersiap membersihkan piala.
Bisa jadi pertanyaan di atas menunjukkan betapa Anda bingung harus berbuat apa saat hosti terjatuh dan berpikir soal higienitas. Mungkin juga merasa kurang senang meski kejadian itu tidak disengaja. Bisa jadi juga karena terlalu sering melihat orang dengan serampangan dan sembrono menyambut komuni kudus, memperlakukan hosti kudus lebih sebagai cookie daripada Tuhan dan Juru Selamat.
Insiden yang terjadi seputar pembagian dan penerimaan komuni kudus bukan tidak mungkin terjadi. Kita semua wajib berhati-hati. Karena itu, jangan serampangan dan sembrono saat menyambut komuni kudus. Kita wajib menyambut komuni kudus dengan hormat dan hati-hati. Ingat, ini adalah kesempatan istimewa Anda sekaligus hak yang teramat luar biasa bisa menyambut tubuh, darah, jiwa dan Ke-Allah-an Juruselamat kita yang sungguh hadir dalam Ekaristi Kudus.
Oleh: Romo William P. Saunders (He is dean of the Notre Dame Graduate School of Christendom College in Alexandria and pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls).
Sumber: Straight Answers: The Proper Response in Handling a Fallen Host by Fr. William P. Saunders, Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2000 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas izin The Arlington Catholic Herald.
” Ketika terjatuh”
by Djuliawati Agusirwan
ketika terjatuh
lekaslah bangun
ketika terjatuh
jangan biarkan tergeletak
ketika terjatuh
cepatlah menjamah kembali
ketika terjatuh
serpihan dalam tangan
julurkan lidahmu
dengan hati hati
dan
rasa hormat
ketika terjatuh
ke bawah
ambillah segera
tanpa
memikirkan ada kuman atau tidak
segeralah mengambil kembali
sebab
DIA menyamar dalam
rupa
hosti kudus
ketika teman mu jatuh
jangan tinggalkan
namun
angkatlah dia berdiri
jangan mendorong dia lagi
namun
angkatlah dengan cintamu
yang sudah disemaiNYA
ketika terjatuh
cepatlah bangun
supaya
jangan lama lama tergeletak
jatuh itu suatu peristiwa
yang
bisa diperbaiki
yang
bisa dibetulkan
ach……jatuh serpihan suci
jangan di buang ke tong sampah
tanamlah dengan sikap hormat
Saya di NL sering membantu menerimakan Hostie dan pernah terjadi bahwa seorang umat yg sudah usia lanjut karena gemetar tangannya mengakibatkan Hosti-nya terjatuh. Diapun sudah begitu rapuh untuk bisa membungkuk mengambilnya dari lantai, tapi umat yg berdiri dibelakangnya sangat attent cepat sekali membantu mengambilnya. Saya salut dengan kepedulian itu yg pasti juga karena imannya yang dalam, bahwa itu tubuh Christus.
Terima kasih atas tambahan informasi dan pengertian dalam tulisan ini. Terima kasih dengan puisinya. dan salut atas sebuah contoh tindakan yang tepat. salam hormat: AYP
Yang menerimakan komuni juga harus hati-hati, memastikan bahwa hosti benar-benar telah disantap oleh umat.
“ Awal mula “
By Djuliawati Agusirwan
Awal mula
Pertama kali menyambutNYA
Dalam rupa Hosti Kudus
Itu dasar alas dari muasal
Keyakinan misteri iman
Hosti Kudus bukan roti bulat putih beragi
Namun
Bukan lagi roti bulat tak beragi
Tak ada lagi tanya
Akan perubahan penjelmaanNYA
Yang menyata di dunia ini
Tak ada lagi sikap
Tak hormat kala menyambutNYA
alas dasar bimbingan
Sambut pertama
Itu yang perlu di letakkan
Dalam dasar paling dalam
Di dalam setiap hati
Tak ada tanya lagi
Tak ada lagi keraguan
PenjelmaanNYA dalam hosti kudus
Kala sambut baru
Kala sambut tiap hari
Kala sambut tiap minggu
Kala sambutNYA
Dalam waktu misa
Dalam waktu sehat dan sakit
DIA tetap menemani umatNYA
Kala pertama sambut baru
Itulah asal muasal
Bagaimana menghormatiNYA
Sudah terjadi dalam sanubari
Sudah terjadi dalam sikap
Hmmmmmm asal muasal sambut pertama
Poros rasa hormat yang tertata
Dalam sikap hati
Ddalam sikap laku
Hmmmmmmmm