Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Apakah Aku Lebih Baik Dari Atheis?

Apakah Aku Lebih Baik Dari Atheis?

0
Paus Fransiskus

Bacaan 1: Yes. 58:9b-14

Injil: Luk. 5:27-32

Dalam sebuah homili suatu Misa pagi di Vatikan, Paus Fransiskus pernah menyindir umatnya sendiri.

“Saya sangat Katolik, tak pernah melewatkan Misa, saya menjadi bagian dari komunitas ini. Tapi, hidup saya tidak mencerminkan orang Kristen,

Mengatakan apa, tapi melakukan apa, itu kehidupan ganda, sungguh kehidupan ganda,

Jika menjadi Katolik semacam itu, maka lebih baik menjadi atheis saja. Begitu,” kata Paus yang juga menggambarkan kondisi itu sebagai sebuah skandal.

Hari ini kita membaca bagaimana orang-orang Farisi menghakimi Lewi sebagai pendosa (orang Yahudi menganggap pemungut cukai adalah pendosa). Orang Farisi memang dikenal sangat religius, “taat melaksanakan perintah agama”, merasa paling agamis (suci) namun kadang perilakunya tidak mencerminkan kehidupan agamanya.

Mereka disindir oleh Tuhan Yesus,

“Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”

Hal senada disampaikan oleh Nabi Yesaya dalam bacaan hari ini. Tuhan berjanji memberikan berkat kepada Bangsa Israel, asal mereka melakukan kasih, adil, tidak menindas dan peduli kepada mereka yang berkekurangan.

“Ini Aku!

  • Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan
  • tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,
  • apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan
  • memuaskan hati orang yang tertindas

maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.”

TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.

Demikian nubuat Nabi Yesaya kepada Bangsa Israel.

Pesan hari ini

Apakah aku lebih baik dari seorang Atheis, yang meski tidak mengenal Tuhan namun perilakunya mampu menghormati pihak (orang, makhluk) lain?

Mampu melaksanakan kasih, keadilan, tidak menindas, berbagi dan berkorban kepada mereka yang membutuhkan. “Cinta adalah tentang menerima orang lain (hati, jiwa, tubuh dan pikiran) dan memedulikan mereka secara mendalam.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version