BEBERAPA hari lalu, Yesus menyebut Diri-Nya roti hidup (Yohanes 6:35) dan gembala yang baik (Yohanes 10;11). Hari ini, Yesus menyatakan Diri-Nya sebagai pokok anggur yang benar (Yohanes 15:1). Para pendengar-Nya pada waktu itu jauh lebih mudah memahami sabda Yesus itu daripada mereka yang mendengarnya sekarang.
Apa arti dan pesan dari sabda itu? Untuk memahaminya, orang perlu melihat konteksnya dalam masyarakat Yahudi.
Pertama, anggur itu minuman utama bangsa Yahudi. Dalam setiap perjamuan, mereka minum anggur. Kedua, anggur itu membawa sukacita. Pesta tanpa anggur itu hambar dan kehilangan sukacita. Ketiga, dalam Perjanjian Lama, anggur itu lambang umat Israel. Tuhan Allah menyebut bangsa Israel sebagai kebun anggur (Yesaya 5:1-7).
Yesus itu sumber utama minuman dan sukacita bagi kehidupan. Tanpa Yesus orang kehilangan sukacita; bahkan mati. Dia itu pokok anggur sejati yang menghasilkan buah yang manis, yakni kemuliaan Allah dan keselamatan umat manusia. Berbeda dari bangsa Israel yang menghasilkan buah yang asam. Mereka tidak memuliakan Allah, melainkan menyembah berhala.
Pokok anggur itu mempunyai ranting yang berbuah dan tidak berbuah. Allah, pengusaha kebun anggur, memotong ranting yang tidak berbuah dan membersihkan ranting yang berbuah.
Tuhan menghukum ranting yang tidak berbuah dengan memotong dan membuangnya ke dalam api (Yohanes 15:6). Dia membersihkan ranting yang berbuah seperti seorang ayah mendidik anaknya (Amsal 3:11-12). Prosesnya sering terasa menyakitkan. Tetapi hasilnya amat bermanfaat bagi kehidupan.
Lebih dari itu, ranting-ranting itu akan menghasilkan buah hanya bila menyatu dengan pokok anggur (Yohanes 15:4-5). Terpisah dari Yesus orang tidak dapat menghasilkan buah. Sebaliknya, jika orang tinggal dalam Yesus, dia akan menghasilkan buah (Yohanes 15:5).
Apakah buahnya? “Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak” (Yohanes 15:8). Jadi, buah yang utama adalah orang memuliakan Allah. Bukankah ini yang kita minta dalam doa Bapa Kami (Matius 6:9)? Apakah dalam hidup ini kita memuliakan Allah?
Minggu, 28 April 2024
HWDSF