- Bacaan 1: Ams 21:1-6.10-13
- Injil: Luk 8:19-21
Ada kalanya, seseorang yang telah terjun dalam aktifitas pelayanan umat serta tekun dalam ibadah baik harian maupun mingguan, merasa sudah banyak membawa orang kepada Kristus.
Merasa sudah melakukan hal yang benar. Setidaknya menurut ukurannya sendiri. Namun inikah yang diinginkan Tuhan?
Penulis bacaan Amsal hari ini seolah mengingatkan:
“Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.”
Kadang ada saja, seseorang datang berkeluh kesah minta pertolongan. Dan berusaha menolong, namun kadang juga merasa jengkel karena orang hanya datang, saat mengeluh minta tolong.
Penulis Amsal mengatakan bahwa menolong orang yang sedang membutuhkan pertolongan lebih disukai Tuhan daripada pergi ke gereja beribadah tapi tidak pernah mau menolong orang lain.
“Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban.” Demikian katanya.
Penulis Amsal menutup perikop hari ini dengan sebuah peringatan bagi kita semua:
“Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.”
Dari Kitab Suci, misal Kitab Ayub, kita tahu bahwa Tuhan tidak pernah menguji umat-Nya. Iblislah yang menguji manusia atas seizin Tuhan.
Injil hari ini juga menekankan pentingnya mengimplementasikan sabda-Nya.
“Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”
Demikian Tuhan Yesus bersabda.
Sepertinya percuma beribadah dan selalu datang ikut seminar Kitab Suci kesana-kemari tapi tidak pernah diimplementasikan. Mengasihi Allah yang tidak kelihatan, bisa kita lakukan dengan cara mengasihi ciptaan-Nya yang bisa dilihat (Hukum Kasih).
Bagaikan Laut Mati yang hanya mau menerima berkat melimpah dari sungai-sungai yang mengalir kepadanya namun ia hanya menyimpan air itu untuk dirinya sendiri (tidak dialirkan lagi). Akhirnya laut itu tak memiliki kehidupan bagi makhluk yang ingin hidup disitu.
Pesan hari ini
Saat bimbang menolong seseorang, rasanya Allah tidak sedang mengujimu namun mempertanyakan, “apakah kamu sungguh mengasihi-Ku?”
Tidak penting sebesar apa berbuat baik mengimplementasikan sabda-Nya, yang penting tulus.
“Beberapa orang datang dalam hidupmu sebagai berkah. Beberapa datang dalam hidupmu sebagai pelajaran.”