Puncta 14.10.23
Sabtu Biasa XXVII
Lukas 11: 27-28
FEMI Otedola adalah seorang milyader dari Nigeria. Bisa dikatakan dialah orang terkaya di negaranya. Tetapi dia tidak menemukan kebahagiaan, walau memiliki segalanya dalam hidup.
Kekayaan, harta berharga dan barang mewah dimilikinya. Perusahaan solar dan kapal terbesar menguasai sektor bisnis di mana-mana. Tetapi semua itu tidak membuatnya bahagia.
Suatu ketika dia diminta sumbangan dari seorang temannya untuk menyediakan 200 kursi roda kepada anak-anak cacat.
Itu hanya barang kecil baginya. Temannya itu mengajak dia untuk memberikan secara langsung kepada anak-anak cacat.
Anak-anak itu merasa senang tak terhingga mendapatkan kursi roda seolah mereka baru saja memenangkan game jackpot. Hal itu nampak dari pancaran wajah mereka.
“Saya merasakan sukacita yang tak bisa dikatakan dalam hidup saya,” kata Femi.
Ketika dia hendak pergi, seorang anak memegangi kakinya. Femi berkata lembut, “Apakah kamu memerlukan sesuatu yang lain?”
Anak ini berkata: “Saya ingin bisa mengingat wajah anda, sehingga kelak ketika saya bertemu anda di surga, saya akan dapat mengenali wajah anda dan berterima kasih sekali lagi.”
Demikian jawab anak itu menggetarkan hati Femi.
Peristiwa ini mengubah cara pandangnya tentang kehidupan.
Relasi kasih tidak hanya terwujud karena ada hubungan darah. Tetapi kasih persaudaraan yang membahagiakan dapat tercipta ketika kita mengasihi sesama dengan tulus.
Yesus menyebutkan bahwa “Yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya.”
Memelihara sabda Allah berarti melaksanakan sabda-Nya. Femi menolong anak-anak cacat yang bukan saudaranya. Tetapi dia mengalami kebahagiaan yang tak terlukiskan melebihi kasihnya kepada saudara sendiri.
Kebahagiaan itu bukan karena kita memiliki banyak harta, tetapi ketika kita mau berbagi kepada mereka yang miskin, tersingkir, tak dipedulikan. Kebahagiaan itu adalah saat kita mau berbagi hidup dengan sesama.
Kebahagiaan hidup tidak terletak pada status sosial, kekayaan, hubungan keluarga, garis keturunan. Kebahagiaan hidup terletak pada sikap mau berbagi sebagai wujud nyata melaksanakan sabda Tuhan.
Kemarau panjang tak ada tanda hujan,
Sawah dan sungai sudah lama kekeringan.
Kebahagiaan yang tak bisa dilukiskan,
Saat kita berbagi dengan mereka yang dipinggirkan.
Cawas, rasakan aliran cinta saat anda memberi…