Home BERITA Artikel Politik: Percakapan Pohon-pohon

Artikel Politik: Percakapan Pohon-pohon

0
Ilustrasi: Pohon bakau (Mathias Hariyadi)

SUATU hari, pohon-pohon ingin mengangkat raja atas mereka. Mereka berkata kepada pohon zaitun, “Jadilah raja kami.”

Tetapi pohon zaitun menjawab, “Kalau saya jadi raja, saya tidak bisa lagi menghasilkan minyak yang dipakai untuk memuliakan Allah dan manusia.”

Lalu pohon-pohon berkata kepada pohon ara, “Jadilah raja kami.”

Tetapi pohon ara menjawab, “Kalau saya jadi raja, saya tidak bisa lagi menghasilkan buah yang manis dan baik.”

Kemudian pohon-pohon berkata kepada tanaman anggur, “Jadilah raja kami.”

Tanaman anggur menjawab, “Kalau saya jadi raja, saya tidak bisa lagi menghasilkan anggur baru yang menyenangkan Allah dan manusia.

Akhirnya, pohon-pohon berkata kepada semak belukar, “Jadilah raja kami.”

Semak belukar menjawab, “Kalau kalian benar-benar melantik saya sebagai raja kalian, berteduhlah di bawah naungan saya. Kalau tidak, saya akan mengeluarkan api yang akan melalap pohon-pohon aras Lebanon.”

Pohon zaitun, ara, dan tanaman anggur adalah pohon dan tanaman yang sangat berguna bagi pihak lain. Buah zaitun, misalnya, sudah terkenal sejak zaman dahulu kala sebagai buah dengan banyak manfaat dan khasiat. Tidak hanya kesehatan, namun juga kecantikan.

Buah ini sering diolah menjadi minyak zaitun. Minyak ini bisa digunakan sebagai minyak untuk memasak, minyak untuk membersihkan make up, minyak untuk menutrisi rambut, dan masih banyak lagi. Buah zaitun kecil berwarna hijau dan ada juga yang berwarna ungu.

Penelitian modern yang telah dilakukan membuktikan bahwa buah zaitun punya banyak kandungan gizi, seperti protein, beta karoten, fosfor, magnesium, kalsium, serat, karbohidrat, zat besi, dan juga vitamin.

Buah ini adalah buah yang sangat dipercaya dalam agama Islam sebagai buah yang memberikan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan.

Untuk lebih jelasnya, di sini diuraikan beberapa khasiat dan manfaat zaitun untuk kesehatan tubuh.

Sementara buah ara, juga banyak manfaatnya. Buah ara disebut juga dengan nama buah tin, yaitu jenis buah yang sudah terkenal dengan banyak khasiat untuk kesehatan.

Buah ini mirip dengan buah manggis dengan warna ungu pada kulit buah dan warna merah untuk bagian dalam daging buahnya.

Buah ara terbagi ke dalam dua jenis, yaitu basah dan juga kering. Perbedaannya yaitu buah ara yang kering mengandung jauh lebih banyak kalori dibandingan dengan jenis buah yang basah.

Buah ara disebut-sebut sebagai buah yang berasal dari surga. Hal ini karena kandungan nutrisinya yang lengkap, yaitu kalori, lemak, protein, gula, vitamin A, C, B1, B2, B6, sodium, potasium, kalsium, fosfor, magnesium, dan besi.

Semua kandungan tersebut bisa membantu Anda untuk meningkatkan kesehatan tubuh dengan sumber makanan yang alami. Nah, sekarang mari kita membahas tentang manfaat dan khasiat ara untuk kesehatan.

Buah anggur memiliki banyak manfaat bagi kesehatan karena mengandung antioksidan dan serat yang tinggi sehingga dapat menjadi sumber energi yang menyegarkan dan berkhasiat mencegah penuaan dini.

Selain itu, buah ini mengandung vitamin C, A, B (thiamin), E, dan K (kalium). Vitamin C, selain dapat menyehatkan gusi dan mulut (antisariawan), juga mengandung antioksidan yang dapat menjaga imunitas tubuh.

Selain dagingnya, biji buah anggur sebenarnya tidak kalah berkhasiat karena mengandung pycnogenol, penguat kolagen untuk kelenturan pembuluh darah. Sedangkan kulitnya kaya akan zat flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan.

Manfaat lain dari mengkonsumsi buah anggur adalah untuk mencegah kanker colon atau kanker usus besar karena kandungan antioksidan dan serat yang tinggi.

Buah anggur tidak hanya sumber dari vitamin A, C, B6, dan folat yang baik. Tetapi juga sumber mineral penting lainnya seperti potasium, kalsum, zat besi, fosfor, magnesium, dan selenium.

Pendek kata, ketiga buah itu banyak manfaatnya.

Kalau bicara tentang orang, mereka ibarat kata adalah orang-orang yang kehadirannya bermanfaat bagi orang lain.

Orang yang menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, kebenaran, mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan diri sendiri, toleran, menghormati orang lain dan hak-hak orang lain, rendah hati, sederhana, terbuka pada masukan dan kritikan, dan sama antara ucapan dan tindakan. Itulah antara lain ciri-ciri orang baik.

Tentu, masih banyak ciri-ciri lainnya.

“Orang-orang hebat bisa dikenali melalui tiga hal: murah hati dalam perencanaan, humanis dalam pelaksanaan, dan tidak berlebihan dalam keberhasilan.” Otto von Bismarck (1815–1898), Kanselir Jerman.

Hanya saja, dari cerita di atas tergambar jelas bahwa orang-orang yang sebenarnya baik itu—buah-buah baik itu—lebih mementingkan dirinya sendiri. Mereka tidak peduli pada orang lain, nasib orang lain, masa depan orang lain.

Yang mereka pikirkan hanyalah kepentingan diri. Yang mereka pikirkan dan usahakan hanyalah bagaimana memenuhi keinginannya sendiri; kebesaran diri yang selalu diutamakan.

Mereka tak peduli, cuek, dengan sekitar, dengan nasib orang atau pihak lain. Peduli amat dengan kalian, yang penting urusan kami tidak terganggu. “Kemampuan manusia untuk peduli adalah sesuatu yang menjadikan hidup bermakna paling dalam,” begitu kata Pablo Casals (1876–1973), pemain celo dan dirigen terkemuka asal Spanyol.

Sebab, bukankah manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat (zoon politicon).

Keutuhan manusia akan tercapai apabila manusia sanggup menyelaraskan perannya sebagai makhluk ekonomi dan sosial. Sebagai makhluk sosial (homo socialis), manusia tidak hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal tertentu.

Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaannya.

Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial. Aristoteles mengatakan bahwa makhluk hidup yang tidak hidup dalam masyarakat ialah sebagai seorang malaikat atau seorang hewan.

Itulah gambaran sikap dari buah zaitun, buah ara, dan anggur yang lebih mementingkan diri mereka sendiri.

Karena itu, janganlah kecewa kalau kemudian semak berduri—tanaman yang sebenarnya tidak berguna, dan hanya akan dilemparkan ke api agar terbakar—yang menjadi raja.

Maka benar yang dikatakan oleh Josiah Charles Stamp (1880-1941) seorang ekonom Inggris, “Mengelak dari tanggung jawab itu mudah, tapi kita tidak bisa menghindar dari akibat perbuatan itu.”

Termasuk membiarkan semak duri berkuasa, akibatnya akan dirasakan oleh pohon zaitun, pohon ara, dan tanaman anggur.


PS:

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version