Home BERITA Asrama St. Fransiskus Tanjungkarang: Dari Culun Menuju Dewasa

Asrama St. Fransiskus Tanjungkarang: Dari Culun Menuju Dewasa

0
Konser "Charity of Love" bersama anak-anak Asrama Putera-Puteri Fransiskus Tanjungkarang, Lampung. Bawah: Sr. M. Pauli FSGM (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

ANAK-anak asrama itu biasanya punya seribu kisah kasih yang menarik. Unik. Indah. Terukir di dalam kalbu. Salah satunya, kisah awal perjumpaan di antara mereka, saat pertama kali kaki menginjak asrama.

Culun

Mereka datang dengan wajah yang masih culun-culun. Merasa asing dengan suster, teman, dan tempat. Ada rasa takut. Was-was. Malu. Rindu rumah. Entah apa lagi yang mereka rasakan. Apalagi umur mereka memasuki masa pubertas, masa mencari jatidiri.

Ini tentu tak mudah bagi mereka.

Anak-anak umur belasan tahun ini datang dari berbagai daerah dan latar belakang keluarga yang berbeda. Mereka punya alasan sendiri mengapa akhirnya memilih masuk di asrama suster.

Bisa jadi, karena orangtua yang memintanya agar anaknya itu mendapat didikan dan bimbingan dari para suster. 

Anak-anak Asrama Fransiskus Tanjungkarang unjuk keberanian dalam konser “Charity of Love”. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)
Yang naik ke atas panggung bukan hanya anak-anak Asrama Fransiskus Tanjungkarang, tapi juga suster pembina mereka. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Mimpi besar

Seiring waktu lewat pergulatan dan penyesuaian diri, mereka memiliki mimpi besar yang ingin diraih. Mimpi itu dapat terwujud jika mereka saling membantu. Bekerjasama. Menumbuhkan sikap bersaudara.  

Tanpa sadar, huruf awal dari nama mereka masing-masing, memiliki makna yang mendalam. Kalau dirangkai huruf-huruf itu menjadi kata: “solid”.

Bagi mereka, kata ini memiliki kekuatan untuk mewujudkan impian besar mereka: cakap akademik dan cakap kepribadian.   

Tersebar di daerah dan desa

Kisah di atas merupakan persembahan anak-anak ‘tanggung’ dari Asrama Putera-Puteri St. Fransiskus, Tanjungkarang, Sabtu, 27 Agustus 2022 dalam bentuk konser Charity of Love, bertema “Persembahan Anak Negeri.”        

Acara ini diadakan di aula SMP Fransiskus Tanjungkarang; merupakan kerjasama antara unit asrama dan Sekolah Fransiskus Tanjungkarang.

Asrama St. Fransiskus ini dikelola oleh para suster FSGM di bawah naungan Yayasan Dwi Bakti Bandarlampung.

Yayasan Dwi Bakti memiliki 18 unit sekolah dari TK hingga SMA dengan nama Sekolah Fransiskus. Tersebar di berbagai wilayah: Lampung dan Sumatera Selatan.

Beberapa unit ada di daerah dan pedesaan. Di wilayah-wilayah ini sedang diupayakan untuk ditingkatkan sisi sarana dan prasarananya.  

Kini, saatnya berani tampil unjuk kebolehan melalui konser “Charity of Love” di mana anak-anak Asrama St. Fransiskus Tanjungkarang berkesempatan naik pentas. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)
Pentas seni anak-anak Asrama St. Fransiskus Tanjungkarang dalam konser “Charity of Love”. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Unjuk ekspresi

Pertunjukan sederhana dari Konser Charity of Love ini dikemas dalam bentuk seni untuk unjuk ekspresi. Tujuannya, mengembangkan potensi dan karakter anak. Di samping itu, untuk menggalang dana guna pengembangan karya pelayanan di unit-unit kecil di desa dan daerah.

Dengan bantuan itu, diharapkan secara perlahan-lahan, mereka juga dapat berbuat sesuatu, yang akhirnya menuju mandiri secara finansial.  

Selain konser amal, juga diadakan bazar kuliner. Tujuannya, mengembangkan jiwa kewirausahaan anak. Lalu, dapat berbagi pada sesama yang membutuhkan khususnya bagi pengembangan pendidikan di daerah.

Berbagi  

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh anak asrama dari berbagai komunitas FSGM di Lampung. Maka kegiatan ini menjadi saluran penanaman nilai-nilai karakter. Disiplin. Tanggungjawab. Kreatif.

Dan yang tak kalah penting, berbagi kepada sesama sekali pun dalam situasi kekurangan sehingga semuanya dapat menjadi berkat bagi banyak orang.

Alih fungsi

Asrama St. Fransiskus Asisi Tanjungkarang dimulai sejak tahun 2007. Berawal dari keprihatinan beberapa anak yang ingin sekolah di SMP Fransiskus, namun jauh tempat tinggalnya.

Sementara Susteran FSGM Tanjungkarang sendiri tidak memiliki ruangan yang memadai untuk memberikan tempat bagi anak-anak.

Dari hari ke hari semakin banyak orangtua yang ingin menitipkan anaknya di asrama milik suster. Kebutuhan ini menjadi pertimbangan yang serius bagi Kongregasi FSGM.

Bangunan yang dulu adalah karya pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat luas dengan nama Rumah Bersalin Xaverius. Kemudian dialihkan fungsinya menjadi Asrama St. Fransiskus Asisi.

Berani tampil beda, setelah beberapa lama mengikuti program bimbingan dan pembinaan di Asrama St. Fransiskus Tanjungkarang. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Kini ada 67 anak yang tinggal di asrama itu. Letaknya di Jalan Mangga No. 29, Pasir Gintung, Tanjungkarang.  

Para suster FSGM senantiasa mengupayakan pendampingan dengan kegiatan rutin yang mengembangkan akademik dan kepribadian. Selama tiga tahun mereka dididik dan dibimbing oleh para suster.

Tanpa disadari, mereka berubah.

Berkat rahmat Tuhan, yang dulunya datang dengan wajah culun, kini tampak dewasa.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version