DI tengah musim hujan, bencana sesaat tiba-tiba mendatangi SD Kanisius Murukan, Kelurahan Kalitengah, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Atap bangunan sekolah yang ‘menaungi’ ruang kelas IVA tiba-tiba ambrol dan runtuh terjerembab ke bawah. Akibatnya, ruang kelas IVA kini bolong mlomping tanpa atap dan genteng hingga 25 muridnya harus ‘mengungsi’ ke tempat lain agar tetap bisa belajar.
Ruang kelas IVA itu punya ukuran 7×6 meter dan terapit oleh ruang guru (2 x 6 m) dan ruang Kepsek (3 x 6 m).
Runtuhnya atap bangunan SD Kanisius Murukan ini terjadi hari Kamis (21/1) lalu, saat hari masih pagi sekitar pukul 05.00 WIB dan anak-anak belum ada yang datang. Tukang kebun sekolah mendengar suara kreteg-kreteg dan selang 15 menit kemudian, atapnya ambrol karena kayu penyangganya sudah lapuk dimakan usia.
Dulu sekali, pada era tahun 1970-an, SD Kanisius Murukan ini bernama SD Kanisius Murukan I dengan siswanya semuanya laki-laki. Ini untuk membedakan dengan SD Murukan II Susteran yang semua muridnya perempuan.
SD Murukan Kanisius Murukan I dikelola dan milik Yayasan Kanisius Cabang Surakarta, lembaga pendidikan milik Keuskupan Agung Semarang. Sementara, SD Kanisius Murukan II dikelola oleh para Suster Abdi Dalem Sang Kristus (ADSK) atau Abdi Kristus (AK) dan berlokasi persis di samping kompleks Gereja Katolik Wedi yang berlindung di bawah naungan Santa Perawan Maria Bunda Kristus.
Berdiri sejak tahun 1922
SD Murukan I sudah eksis sejak tahun 1922. Yang pernah menjadi kepala sekolah SD Kanisius Murukan I antara lain Tjokroatmadja (ayah kandung alm. Romo S. Tjokroatmadja Pr dan eyang kakung Romo Agung Wijayanto SJ), Aloysius Wignyosudarso, RJ Siswanto, Sudakir –semua kepsek SD Murukan I ini sudah almarhum.
Ratusan imam asli Paroki Wedi sudah barang tentu merupakan alumni SD Kanisius Murukan I ini.
Atap ruangan kelas yang runtuh tersebut merupakan bangunan produk tahun 1984-an. “Menurut alumni, ruangan ini sudah ada sejak 1984. Kalau sekolahnya sendiri berdiri tahun 1922. Mangkin kondisi kayu penyangganya sudah lapuk kena hujan dan panas,” kata Kepsek SD Kanisius Murukan Karyanto, Jumat (22/1) sebagaimana dilansir oleh Timlo.Net.
Belajar di parkiran
Karena runtuh atap ruangan, maka 25 murid Kelas IVA terpaksa mengungsi ke areal parkir untuk bisa meneruskan kegiatan belajar-mengajar (KBM). Pada hari Sabtu ini, ke-25 murid kelas IVA ini akan disatukan dengan murid Kelas IVB di ruang kelas III yang cukup luas. Sedang murid Kelas III akan menempati ruangan kelas IVB.
Ketika Sesawi.Net menghubungi salah satu tokoh Paroki Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi mengenai hal ini, pihak Gereja telah menawarkan ruang Balai Mandala (aula terbuka) untuk kelas sementara. Pada tahun 1970-an, Balai Mandala juga menjadi ruangan kelas untuk menampung puluhan siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Wedi, sebelum akhirnya mendapat tempat di dusun Kajen, Kelurahan Pandes, Wedi.
Beberapa tahun sesudahnya, para murid SMP Pangudi Luhur ini mendapatkan tempat permanen setelah bangunan sekolah baru berhasil berdiri di Dusun Karangrejo, Kelurahan Glodogan –keduanya di Kecamatan Wedi.
Sumber/Kredit foto: Timlo.Net
Salam Mas Hariyadi
Sedikit ralat yaaaa
Kajen itu terletak di Desa (d/h Kelurahan ) Kajoran, Kec. Klaten Selatan
Karangrejo terletak di Desa Pandes, Kec. Wedi.
Salam Alumni Pangudi Luhur Wedi ’77
Jayatun
Siiip