Apakah dia memang seorang ateis? Menurut Wikipedia, ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan. Mengacu pada definisi ini mungkin benar teman saya ini seorang ateis. Namun demikian, saya sendiri cenderung melihatnya sebagai seorang Teis (orang yang percaya pada Tuhan), kendati secara terus terang dia tidak pernah mengakuinya.
Mengapa? Bagi saya Tuhan adalah kebaikan yang tiada batas. Jadi setiap orang
Ateisme Praktis
Yang menjadi tantangan justru ateisme praktis. Yang saya maksud di sini adalah tindakan, sikap, dan tingkah laku dari orang yang mengaku hidup beragama, yang tidak mencerminkan kebaikan itu sendiri. Tingkah laku itu misalnya korupsi, kolusi, konsumerisme yang berlebih, manipulasi, eksploitasi, dan sebagainya. Namun tentu kita tidak bisa mengatakan bahwa mereka ateis 100% karena sekecil apapun yang dilakukan tentu mereka pernah berbuat kebaikan. Seorang gembong narkoba dan mafia misalnya, mereka toh tetap memberikan perhatian pada keluarganya, bukan?
Kadang muncul sebuah paradoks. Ada sekumpulan orang-orang yang mengaku percaya pada Tuhan dan beragama (Teis) tetapi hidupnya secara kontinyu tidak mencerminkan kebaikan. Namun di lain pihak ada sekumpulan orang yang mengaku tidak percaya pada Tuhan (Ateis) tapi sikap dan tindakannya begitu mencerminkan kebaikan.
Photo credit: www.exorbe.blogspot.com
Dear Mas Mispan .
Saya sangat setuju dng tulisan anda . Kalau kita perhatikan bahasan APP KAJ kali ini , sungguh terasa kehendak Tuhan (juga Gereja ): Kita menjadi orang yang super baik ( mungkin yang dikatakan sebagai orang 2 Asketis ) , kalau dari Lao Tse seperti Orang yang “Wu wei” ( yang memberikan hidupnya , menjalankan Dharmanya tanpa pamrih /kepada siapa saja baik yang jahat dan baik ) . Dan ini sangat boleh jadi juga ada pada orang 2 yang tidak mengenal “Tuhan”.
Toh Konsili Vatikan II juga merestui “pemikiran teologi” bahwa keselamatan bisa datang dari mana saja / tidak melulu melalui Gereja .
Kembali ke APP , saya justru merasakan kehendak Tuhan itu jadi terasa jauh dan aneh pada umat zaman sekarang .
Kalau kita dengarkan spiritualitas De mello , mungkin urutannya jadi dibalik dulu , belajar menjadi orang baik , mempunyai kerendahan hati dan kasih , barulah kita mengenal Tuhan .