SEPANJANG hari Senin tanggal 26 Oktober 2020 ini beredar video menarik tentang ayam yang bertelur di bawah sebuah meja. Namanya adalah kreden, tempat khusus untuk menyimpan alat-alat misa.
Lokasinya sungguh tidak jauh dari altar gereja.
Yang membuat video viral ini adalah Romo Budi Wihandono Pr alias Romo Wihong. Di waktu lalu, imam diosesan Keuskupan Agung Semarang ini sangat ngetop dengan postingan videonya bertitel Katekese Romo Ndeso.
Menjadi misionaris domestik di Kalsel
Romo Wihong Pr adalah misionaris domestik yang dikirim oleh Keuskupan Agung Semarang untuk membantu karya pastoral Keuskupan Banjarmasin.
Mau dibilang gereja ya memang gereja berupa kapel sederhana.
Tapi gereja ini masih menumpang di rumah umat.
Swasembada
Menjawab Sesawi.Net hari ini, Romo Wihong menjelaskan informasi berikut ini.
“Itu namanya Gereja Stasi Napu. Berlokasi di wilayah di bawah lereng Pegunungan Meratus. Tempat di mana bermukim masyarakat Dayak Kalsel,” jawabnya.
Gereja Stasi Napu ini termasuk wilayah Paroki Batulicin, Keuskupan Banjarmasin.
Sementara, Romo Wihong sendiri malah tidak tinggal di Stasi Napu. Melainkan di Mandam.
“Saya tinggal di Mandam. Lokasinya sekitar 74 km dari Batulicin,” terangnya.
Nama singkatan
Mandam adalah singkatan dari “Maria Manikam Damai”.
Sekarang ini, umat tengah bergotong royong mengadakan batako. Setidaknya sampai 5.000 buah untuk bisa membangun “gedung” gereja mandiri.
“Karena gedung gereja yang sekarang ini statusnya masih menumpang,” kata Romo Wihong.
Enam jam perjalanan dari Kota Banjarmasin
Nama suster biarawati yang muncul dalam video itu adalah Sr. Anse dari Tarekat Alma.
Demikian keterangan Monica Hsu yang pernah menulis buku biografi Romo Gros CM yang lama berkarya di wilayah Pegunungan Meratus, Kalsel.
Waktu tempuh perjalanan dengan motor atau mobil menuju Batulicin dari Kota Banjarmasin sekitar enam jam.
Menjawab Sesawi.Net, warga lokal di Banjarmasin bernama Puguh Santosa menjawab begini.
“Jika dihitung secara matematis, jarak Wisma Immaculata Keuskupan Banjarmasin ke Paroki St. Vincentius a Paulo Batulicin, Tanah Bumbu sekitar 280 km. Jarak Batulicin ke Stasi Magalau sekitar 100-an km. Jadi jarak Banjarmasin ke Magalau melalui jalan darat nyaris totalnya sekitar 400 km,” kata Puguh yang punya adik seorang suster biarawati.
Donasi ke Keuskupan Banjarmasin
Romo Wihong memberi informasi kalau ada pembaca atau siapa pun yang berminat berdonasi, silakan melalui:
Sistem transfer berikut dan pilih salah satu saja.
- BCA Norek 782-038-8890 a.n. PGPM Keuskupan Banjarmasin.
- BNI Norek 330-573-2223 a.n. Lembaga Keuskupan Banjarmasin Misi Meratus.
- Bank Mandiri 031-005-432-1206 a.n PGPM Keuskupan Banjarmasin-Meratus.
Subjek berita: Gereja Ayam.
Konfirmasi: 0812-1214-8336 (WA). Hanya untuk kepentingan pencatatan membantu Romo Wihong mendokumentasikan transaksi donasi dan membuat laporan kepada Keuskupan Banjarmasin.
Perhatian besar Keuskupan Banjarmasin
Dalam perbincangan dengan kelompok internal GoTaus (Gerakan Orangtua Asuh Seminari), Sekretaris Keuskupan Banjarmasin Romo FX Adisusanto SJ menerangkan sebagai berikut.
“Keuskupan Banjarmasin memang memberi perhatian khusus pada saudara-saudara kita orang-orang Dayak Meratus,” tulis imam Jesuit yang lama berkarya di lingkungan KWI sebagai Kepala Departemen Dokumentasi dan Penerangan (Dokpen) KWI, Sekretaris Eksekutif Komisi Seminari dan Sekretaris Eksekutif Komisi Kateketik KWI.
“Banyak yang harus dibuat untuk membantu mereka. Bukan hanya dalam pengembangan pembangunan fisik. Tetapi juga dan bahkan utamanya pengembangan mereka sebagai manusia seutuhnya,” terang mantan Rektor Seminari Mertoyudan ini.
“Dan terutama melalui pendidikan. Alangkah baik dan beruntungnya kalau ada seorang “van Lith” baru di tengah-tengah mereka,” tegas Jesuit sepuh yang baru saja merayakan HUT ke-77 dan tidak mau segera pensiun.
Simak videonya berikut ini: