SALIB Asian Youth Day (AYD) atau Pertemuan Orang Muda Katolik se Asia dilepas dari Kapel Brayat Minulya Ngering -Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi ke Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Selasa (22/11/2016) sore. Prosesi pelepasan Salib AYD INI ditandai dengan pelepasan balon ke udara yang membawa tiga huruf, yaitu A, Y, dan D yang dilakukan oleh Punakawan di Kapel Ngering.
Kemudian, Salib AYD dinaikkan ke mobil jip dan dikirab ke Paroki Bayat. Puluhan umat dan OMK Santo Sylvester Paroki Wedi dengan mengenakan pakaian adat Jawa mengiringi kirab Salib AYD ini. Kirab Salib AYD ini mengundang perhatian dari para pengguna jalan dari Kapel Ngering sampai Gereja Bayat.
Serah terima Salib AYD dilakukan dari Sekretaris Dewan Paroki Wedi Yohanes Eko Mardiyono kepada Wakil Ketua Dewan Paroki Administratif Bayat Paulus Komar Satriyono di halaman Gereja Bayat.
Selanjutnya, Salib AYD diberikan kepada Ketua OMK Santo Stephanus Paroki Bayat Gregorius Dheka Satria Septiano untuk dibawa masuk dan ditahtakan di dalam Gereja Bayat. Kemudian dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Ketua Komisi Kepemudaan (Komkep) Kevikepan Surakarta Rama Romualdus Subiyantoro, Pr.
Baca juga: AYD 2017: OVO “Joko Kendil” Semarakkan Malam Kreatifitas OMK Wedi
Dalam homili, Rama Subiyantoro mengajak umat untuk menjadi orang yang ‘radikal’ dalam mengikuti Kristus. “Orang yang beriman tidak total akan ‘dimuntahkan’. Maka kalau beriman kepada Kristus jangan setengah-setengah. Jangan beriman suam-suam kuku. Atau beriman hangat-hangat … ayam,” seloroh rama.
Rama Subiyantoro mengatakan, Zakheus memberi contoh bagaimana beriman secara total. Ketika dikunjungi Yesus, Zakheus lalu bertobat secara total. “Bukan tobat ‘tomat’. Esok tobat, sore kumat (pagi bertobat, sore kambuh). Mari kita mengembangkan pertobatan secara total,” ajak rama.
Menurut rama yang sekarang berkarya di Paroki Wonogiri ini, Salib AYD bisa menjadi inspirasi bertobat secara total. “Yesus telah berkorban setotal-totalnya. Yesus mau sengasara, wafat di salib, dan akhirnya bangkit. Maka kita juga harus mau beriman dan bertobat secara total. Caranya dengan rajin berdoa dan mendukung kegiatan umat,” ujar rama.
Rama Subiyantoro mengemukakan, umat perlu mensyukuri kehadiran Salib AYD di Paroki Bayat ini. “Kita perlu bersyukur dihadiri salib AYD ini. Karena ini momen langka. Mungkin, bisa menjadi pengalaman seumur hidup. Karena itu, kita perlu menyadari kehadiran Kristus di tengah-tengah kita. Sehingga iman kita menjadi lebih jos, teguh, dan berapi-api,” tandas rama.
Misa penerimaan Salib AYD di Gereja Bayat ini berlangsung meriah. Saat persembahan, empat penari anak mengiringi OMK yang maju membawa persembahan dari umat. Misa diiringi koor dari anak-anak SD Kanisius Bayat dengan iringan musik organ, drumb, gitar, icik-icik, dan sebagainya.
Usai misa dilanjutkan dengan sarasehan OMK yang diikuti OMK Bayat dan OMK Wedi dengan tema “Orang Muda Katolik dan Kehidupan Sosial di Kabupaten Klaten”.
Selama di Paroki Bayat, salib AYD akan dikirab ke wilayah timur dan wilayah barat. Dalam kirab Salib AYD itu diadakan ibadat dan sarasehan. Dan pada Jumat (18/11/2016) sore, Salib AYD akan diserahkan ke Paroki Santa Maria Diangkat ke Surga Dalem, Kecamatan Gantiwarno, Klaten.
Foto : pelepasan salib ayd di bayat 1, 2, dan 3.
Keterangan foto : Suasana pelepasan Salib AYD di Paroki Bayat (1 dan 2). Sarasehan OMK di Paroki Bayat (3).