Ayo Move On

0

Puncta 04 April2024
Kamis Oktaf Paskah
Lukas 24:35-48

TIDAK mudah untuk membangkitkan semangat orang yang telah hancur berkeping-keping. Ada orang yang butuh waktu lama untuk menerima bahwa orang yang dicintainya telah dipanggil Tuhan. Ia terus diliputi duka dan kesedihan.

Ada orang yang tidak bisa move on ketika putus dengan pacarnya. Dunia seakan runtuh dan hancur tanpa masa depan. Dunia terasa gelap tidak ada harapan lagi.

Kadang ada yang lari ke hal-hal negatif untuk menghilangkan kesedihan dan keputusasaan. Mereka mengalami gangguan sulit tidur, lalu minum obat tidur yang banyak, kecanduan alkohol, atau mencari hiburan yang tidak sehat.

Munculnya istilah “cebong kampret” yang jadi stigmata negatif sehabis pilpres dulu adalah salah satu fenomena sulitnya orang “move on.”

Kalau pikiran dan hati tidak mau terbuka, sulit rasanya untuk segera move on. Begitu pula yang dialami oleh para murid. Mereka mengalami kesedihan dan keputuasaan, ketakutan dan kehilangan karena Yesus telah mati.

Berkali-kali Yesus menampakkan diri kepada mereka, tetapi mereka masih mengalami kebimbangan dan keraguan, ketakutan dan gagal paham. Berulangkali Yesus memperlihatkan diri bahwa Ia hidup agar mereka move on.

Kepada para perempuan, Petrus dan murid yang lain, kepada Kleopas dan temannya yang pulang ke Emaus, Yesus menampakkan Diri-Nya. Tetapi mereka belum juga mengerti.

Bahkan dalam kisah ini, Yesus membuktikan bahwa Dia bukan hantu. Yesus berdiri di tengah-tengah mereka dan minta supaya mereka meraba tubuh-Nya.

Ia juga minta makanan. Hantu atau setan tidak makan ikan goreng. Yesus mau membuka hati dan pikiran mereka, bahwa Ia benar-benar hidup dan ada.

Dengan berbagai cara, Yesus berusaha menyadarkan murid-murid-Nya untuk percaya akan kebangkitan-Nya. Ia menampakkan diri dan berdialog dengan mereka. Melalui dialog dengan banyak murid, Yesus berusaha untuk menyadarkan dan menguatkan mereka yang sedang ketakutan dan penuh kebimbangan.

Dengan cara demikian, murid-murid menjadi percaya dan siap bersaksi tentang kebangkitan-Nya. Pewartaan tentang kebangkitan menjadi lebih mungkin karena mereka mengalami dan menjadi saksi atas semua peristiwa yang terjadi.

Kita pun juga diajak percaya bahwa Yesus bangkit mulia. Penderitaan Yesus menjadi jalan bagi kita bahwa segala usaha itu tidak sia-sia.

Seperti Yesus yang bangkit mulia, kita pun juga akan mengalami kemuliaan jika kita percaya kepada-Nya.

Sebagaimana para murid diutus mewartakan kebangkitan, kita juga diutus menjadi pewarta sukacita. Kita percaya bahwa Allah selalu menyertai kita selamanya.

Hari lebaran hampir tiba,
Banyak orang mudik ke desa.
Yesus bangkit dengan jaya,
Kita diutus menjadi pewarta.

Cawas, wartakan kabar sukacita
Rm. A. Joko Purwanto Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version