Home BERITA “Bagaimana Anda Ingin Kami Bertahan Hidup?”

“Bagaimana Anda Ingin Kami Bertahan Hidup?”

0
Ist

Puncta 10.12.21
Jum’at Advent II
Matius 11.16-19

SEORANG Guru Besar Kehormatan Fisika Amerika keturunan China, Lin Liang Duo menerbitkan puisi berbahasa Inggris di Washington Post seperti judul di atas.

Puisi ini mengungkapkan kesedihan dan kemarahan banyak orang Amerika berdarah China yang dijuluki sebagai “anak panah yang tajam.”

Mereka dipandang secara negatif dengan prasangka-prasangka buruk oleh masyarakat Barat.

Saya kutipkan sebagian puisi berjudul Bagaimana Anda Ingin Kami Bertahan Hidup?

Di masa lampau, saat kami masih sebagai bangsa pesakitan di Asia Timur, kami dituding “Bencana Kuning.”

Sekarang ini saat kami diramalkan akan menjadi negara super power, kami dituduh sebagai ancaman utama terhadap dunia.

Di masa lampau, kami menganut faham komunisme untuk membangun negeri, kalian menghujat kami sebagai pembangkang.

Sekarang ini saat kami melaksanakan sistem kapitalisme, lagi-lagi kalian pula yang mencaci kami sebagai kaum kapitalis.

Di masa lampau, saat kami sangat sangat miskin, kalian memandang kami seperti anjing.

Sekarang ini, saat kami meminjamkan uang untuk kalian, kalian menyalahkan kami telah menyebabkan hutang luar negri kalian membengkak.

Sekarang kami mengembangkan industrialisasi, kalian menuding kami sebagai pencemar lingkungan.

Sekarang kami menjual produk kami kepada kalian, kalian pula yang menuduh kami biang kerok pemanasan global.

Puisi ini menimbulkan perdebatan panas antara dunia Timur dan Barat.

Sang penulis ingin agar Dunia Barat tidak menuduh dan memperlakukan orang Timur dengan semau-maunya.

“Yang kami inginkan adalah sebuah dunia kebersamaan, dunia dengan mimpi yang sama, yakni dunia yang damai. Bumi hijau yang luas ini masih cukup untuk menampung kalian dan juga kami semua,” tulisnya.

Yesus juga mengkritik orang-orang sezaman-Nya yang menganggap diri paling benar dan suka menghakimi orang lain, namun tidak mau berbenah diri.

Yesus mengumpamakan mereka itu seperti anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya, “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak berkabung.”

Yohanes Pembaptis datang, tidak makan, tidak minum, mereka menuduh kerasukan setan.

Yesus datang makan dan minum, mereka menghujat sebagai pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi mereka sendiri tidak bertobat dan memperbaharui diri.

Mari kita bercermin diri, untuk tidak mudah menghakimi orang lain, tidak gampang mengomentari sikap dan perilaku orang lain, sebelum kita hidup dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang benar.

Ke bioskop menonton film mandarin.
Film silat dibintangi aktor Jet Li.
Jangan mudah menyalahkan orang lain,
Sebelum kita mengoreksi diri sendiri.

Cawas, mawas diri sendiri…

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version