YESUS bersabda bahwa Anak Manusia adalah Tuhan atas Hari Sabat (Matius 12:8). Dengan itu Yesus menyatakan bahwa Dia mengatasi Hukum Sabat. Benar, Dia adalah wujud nyata kasih Allah yang merupakan hukum tertinggi.
Bagaimana Hukum Kasih itu bekerja dalam kehidupan nyata? Jawabannya dapat kita baca dalan Injil hari ini (Matius 12:14-21).
Pertama, Yesus menghadapi rencana orang-orang Farisi yang hendak membunuh-Nya. Dia tidak menghadapi serangan itu dengan balik menyerang, melainkan dengan mengundurkan diri. Kasih sejati tidak menyerang (Matius 5:43-44).
Kedua, Yesus memaklumkan Hukum Kasih itu. “Dia akan memaklumkan hukum itu kepada sekalian bangsa.” (Matius 12:18). Walau menghadapi ancaman pembunuhan, Yesus tidak lari dari tugas-Nya. Dia yakin bahwa tidak seorang pun dapat menghancurkan Dia. Dia mengatakan bahwa Dia akan bangkit pada hari ketiga (Matius 12:40). Tidak ada yang dapat menghentikan misi-Nya.
Ketiga, Yesus menunjukkan kuasa-Nya dalam kelembutan. Dia tidak menggunakan kekuasaan-Nya secara semena-mena. Sebaliknya, Dia meneguhkan mereka yang lemah dan menyalakan harapan orang yang putus asa.
“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang” (Matius 12:20). Dia berjuang sampai hukum kasih itu terwujud dalam kehidupan manusia.”
Akhirnya, Yesus menjadi pedoman sejati bagi semua orang yang ingin mewujudkan kasih dalam kehidupan ini. “Kepada-Nyalah semua bangsa akan berharap.” (Matius 12:21). Di tengah usaha menegakkan keadilan lewat jalan kekerasan, balas dendam, dan perang, Yesus menjadi jalan yang paling tepat.
Perjuangan Yesus dalam mewujudkan kasih di tengah umat manusia masih berlangsung. Dalam Gereja-Nya, Hukum Kasih itu mesti tampak nyata. Pengikut Yesus yang menggunakan kekerasan bukanlah pengikut-Nya yang sejati.
Orang Kristen yang membalas dendam adalah pengikut Yesus yang palsu.
Di tengah masyarakat yang sedang berputus asa dan tanpa masa depan, orang-orang Kristen dipanggil untuk menjadi terang pengharapan. Mereka mesti membawa sukacita.
Benar, Injil berarti Kabar Sukacita. Dan inti dari Injil adalah Yesus Kristus, Sang Kasih Allah, hukum tertinggi.
Sabtu, 20 Juli 2024
HWDSF