BAPERAN – BAcaan PERmenungan hariAN.
Minggu Pekan XIII, 27 Juni 2021
Tema: Life is beautiful.
- Bacaan Keb.1: 13-15; 2: 23-24.
- 2 Kor. 8: 7, 9, 13-15.
- Mrk. 5: 21-43.
YANG ditakuti itu, kalau hidup tidak memberi makna. Tidak mengembangkan kebaikan.
Allah tidak menghendaki manusia mati sia-sia. Ia diciptakan dalam keabadian seperti diri-Nya sendiri.
Adam dan Hawa tidak menjaga marwah ini. Ia membiarkan diri dibujuk oleh kuasa kematian, setan, dengan membiarkan diri terpisah dari Allah, Sang Pencipta.
Ia secara kreatif bekerjasama dengan orangtua kita memberi hidup baru. Dalam Gereja-Nya, Ia menganugerahkan hidup abadi lewat pembaptisan.
Bukankah hidup adalah hadiah utama dari Allah melebihi semua pemberian yang lain
Allah memberi kuasa pemeliharaan atas kehidupan. Kita diutus mengembangkan tata kemanusiaan dalam hidup.
Ia menanamkan dalam hati manusia hukum untuk menghargai kehidupan.
Sembrono dalam protokol kesehatan di masa Covid-19 ini merupakan sikap menghilangkan kehidupan orang lain.
Kegembiraan sempurna
“Selamat ulang tahun perkawinan yang ke-51 ya Papa, Pama. Bahagia selalu di antara anak mantu cucu cicit,” ucapku pada sepasang orang tua yang kukenal baik.
Perayaan sederhana, tapi menyentuh.
Papa dan Mama sama-sama berumur 75 tahun. Duduk, diam tersenyum dan memandang sekelilingnya.
Seakan-akan mau berkata, “Kalian semua Papa Mama cintai. Kalian semua ada dalam doa dan mimpi Papa Mama. Kami bahagia karena kalian rukun, saling tolong. Keluarga kalian saling sayang.”
“Mama Papa bahagiakah?,” kataku.
Mereka tersenyum dan meneteskan air mata.
“Kok meneteskan air mata sih Pa, Ma?”
“Saya tidak menyangka. Anak-anak saya semua 15 masih hidup. Saya bisa melihat cicit. Dan kami semua ke Gereja.
Dia memandang setiap orang yang ada dalam pesta itu. Matanya berkaca-kaca bahagia. Sementara Mama diam, memandang suaminya dengan teduh, dan menyeka airmatanya.
Terharu bahagia.
“Kalau Mama bagaimana? Rasa hatinya sekarang?”
“Inget susahnya masa lalu. Tapi Tuhan sayang pada kami. Kendati dulu susah makan, semua anak-anak hidup sehat dan rukun. Kini mereka tidak miskin, berkecukupan.”
“Ih Mami kok sampai mau buka rahasia,” seru beberapa anak spontan dan tertawa.
“Tapi betul kok Mo,” kata mami sepuh itu.
Saya melihat semua yang hadir tersenyum dan beberapa meneteskan air mata
“Ayo semua minta berkat dari Papa dari Mama,” kataku.
Bergiliran, mulai dari anak yang terbesar beserta keluarganya satu persatu sujud di hadapan Papa Mama dan memohon berkat.
Sementara saya minta MC menyanyikan lagu Album Biru atau lagu-lagu yang senada itu.
Suasana begitu hening, haru. Air mata bahagia tak terbendung.
Papa Mama hanya megang kepala mereka. Berbisik sesuatu.
Ada yang langsung mengeluarkan air mata. Ada pula yang tersenyum.
Ada yang dicubit pipinya. Ada juga yang ditarik telinganya.
Ada yang rambutnya diacak-acak.
Suasana menyentuh.
Setiap adegan membuat air mata lebih deras mengalir.
Ada yang tersenyum bahkan tertawa dan tepuk tangan.
Ia mengerti karakter anak. Demikian dengan cucu.
Papa Mama pasti setia menemani mereka sejak kecil, tahu tingkah-laku masing-masing.
Dan yang terakhir tentu saya sendiri juga ikut melakukannya.
Saya hanya memegang tangan mereka dan saya mengatakan, “Papa Mama, selamat berbahagia ya.”
Mereka pun lalu memeluk saya. Tak lupa memberi angpao. Lumayan tebal.
“Pa, Ma repotkah mengurus mereka?,” tanyaku.
“Tidak Romo. Saya bahagia, kendati kadang tidak sabar saat mereka kecil. Tuh si Joan dan Jeny ampun pisan. Saya diberi Tuhan kehidupan anak-anak. Saya sampai melihat cucu dan cicit. Semua masih lengkap. Mereka anugerah yang terindah.
Mereka hadiah yang istimewa bagi kami.
Ya, kehidupan adalah anugerah terindah. Mereka yang berani tersungkur, kepala rumah ibadat dan perempuan yang menderita pendarahan 12 tahun, dilimpahi kehidupan baru.
Disembuhkan dan disempurnakan.
Iman dan kepercayaan merekalah yang menggerakkan Yesus bertindak. Melepaskan ancaman kematian putri Yairus. Memulihkan kehidupan perempuan yang menderita sakit.
Mereka merayakan kehidupan. Kendati repot tetap tekun melakukan kebaikan.
Tuhan ajari kami menjaga, memelihara dan mengembangkan kehidupan-Mu dalam keluarga kami. Amin.