URAIAN saya ini berupa sebuah kiasan agar mudah dibayangkan oleh generasi yang akrab dengan dunia digital.
Saya mau menjelaskan bagaimana proses kebangkitan setelah kematian itu dengan mengambil contoh dari tekhnologi yang akrab di tangan Anda. Yaitu handphone.
Sebelumnya kita simak ajaran Kristiani tentang kebangkitan dengan mengacu pada penjelasan Rasul Paulus di Alkitab.
Dia berkata bahwa tubuh kita di dunia ini adalah tubuh yang fana. Artinya sementara dan bisa rusak. Jika tubuh yang fana ini mati, maka jiwa orang yang mati berada dulu di “tempat penantian” sampai pada akhir zaman.
Lalu di akhir zaman seluruh jiwa dihakimi. Jiwa yang jahat dibakar dalam api. Jiwa yang suci diberikan tubuh kebangkitan. Tubuh kebangkitan itu sempurna dan lebih baik dari tubuh yang lama.
Sekarang perhatikan handphone Anda. Di situ ada kartu memori yang menyimpan seluruh foto, informasi dan dokumen berharga.
Sebelum kartu memori itu rusak, maka file itu harus Anda pindahkan dalam laptop yang merupakan “tempat penantian”, lalu file yang tidak berguna dibuang dalam laptop. Dan pada saat yang tepat, file yang baik dan berguna dipindahkan ke kartu memori yang baru dan lebih berkualitas dari kartu memori yang lama.
Ini hanya bahasa kiasan tentang ajaran. Tapi bukan penyampaian ajaran yang bermuatan teologi yang komprehensif.
Bahasa kiasan semacam ini dapat menolong nalar generasi digital untuk memahami masuk akalnya sebuah ajaran.
Pada akhirnya, semua orang harus membaca Alkitab. Dengan membaca Alkitab orang makin memperdalam pengetahuan imannya dan makin mengenal Kristus dan ajaran-Nya yang benar dan baik.