MARIA Magdalena menangis semaleman
menyesal karena tak cukup kesempatan
sebagai “yang tersayang”, tuk berpelukan
buat sekedar ungkapan rasa perpisahan
hati kecilnya masih tersisa rasa bahagia
bercucuran air mata, dia merawat jenasahya
ada syukur, minyak wanginya berguna
mengharumkan tubuhNya terakhir kalinya
ia justru kesal atas aturan adat istiadat
yang tak mengerti, ia paling kehilangan
ia tak sabar menanti akhirnya hari sabat
untuk menengok jenasah sang junjungan
Bunda Maria bersimpati pada Magdalena
Seakan memahami pergulatan hatinya
Namun dalam hati ia bertanya-tanya:
Mungkinkah intuisinya tertutup oleh cinta?
Kalau Magdalena berharap Yesus jadi andalannya
Itu boleh dan benar, tetapi tidak dengan caranya
Yesus memilih cara taat dan setia pada BapaNya
Itulah yang diajarkan dan dijalani oleh BundaNya
Maria tahu dan percaya Allah dan cintaNya setia
Adam Hawa dibuang dari Firdaus, karna tak setia
Kerajaan Israel hancur, karna ketidaksetiaan
Bangsa Israel dibuang, juga karna ketidaksetiaan
Wafat puteranya memang menyisakan duka
Tapi hatinya justru bangga atas puteranya
Yang memilih percaya dan taat BapaNya
Daripada ikuti dorongan insani belaka
Maria percaya dan taati Tuhan
Ketika ia berkata “fiat voluntas tua”
Bunda mengimani dan mentaati Tuhan
Ketika ia hamil tua pergi cacah jiwa
Maria percaya dan taat pada Tuhan
Ketika ia mempersembahkan Yesus
Maria percaya dan taat pada Tuhan
Ketika sekeluarga pergi ke kenisah
Ada sejuta peristiwa yang dialami Bunda
Yang jadi bukti taka da yang lebih berharga
Daripada setia dan percaya Allah Bapa
Itulah yang diajarkan dan dilakuka Putra
Kepada Para murid dan pengikutnya
Dijari percaya pada Allah sang Bapa
Diperlihatkan juga Ia cintai bapa
Lebih besar nilainya dari apapun juga
Hari ini, sehari setelah Yesus mati
Memang jadi saat sunyi dan sepi
Tidak demikian, bagi Bunda Maria
Jiwanya penuh harap dan percaya
(Bunda mengimani kasih setia Tuhan
Yang kan berlangsung sepanjang jaman
Ia buat Daud mengalahkan Goliat
Ia kan buat kehidupan kalahkan wafat)