Home BERITA “Bandha Mung Titipan”

“Bandha Mung Titipan”

0
Harta dan Mutiara Terpendan, ditemukan di ladang, by Archdiocese of Malta

Puncta 23.10.23
Senin Biasa XXIX
Lukas 12: 13-21

HARTA warisan seringkali menjadi rebutan para ahli waris. Banyak keluarga pecah gara-gara pembagian harta warisan. Kakak-adik bisa saling bermusuhan hanya karena secuil harta warisan.

Tidak jarang karena berebut warisan, antar saudara bisa saling bunuh-bunuhan. Ada yang tidak bertegur sapa sampai mati, karena merasa tidak adil dalam pembagian waris.

Rakus atau ketamakan sering menghantui pembagian harta warisan. Ada yang beranggapan sebagai anak sulung harus mendapat hak istimewa. Tetapi juga ada sebaliknya, anak bungsu harus dikasihani.

Dalam hukum adat, anak laki-laki mendapat bagian sepikul, anak perempuan menerima segendongan.

Yesus mengingatkan hal ini ketika ada orang yang datang kepada-Nya dan minta bantuan agar Dia menasihati saudaranya untuk berbagi warisan.

Orang itu berkata, “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan kepadaku.”

Ia berharap dengan kebijaksanaan dan kuasa-Nya, Yesus bisa membantu menyelesaikan pembagian warisan di antara saudaranya.

Yesus menolak dengan halus dan memberi nasehat kepada semua orang di situ untuk berhati-hati dengan harta kekayaan.

“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seseorang berlimpah-linpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu,” sabda Yesus.

Harta kekayaan bisa memanja kita, lalu kita dikuasainya untuk melakukan apa saja dengan segala cara.

Tanpa kita sadari kita sudah diperbudak oleh harta. Karena terus menerus mengejar harta, sampai lupa anak istri dan saudara-saudara. Orang-orang yang kita cintai menjadi korban karena kita gila dan nafsu akan harta.

Apalah artinya kaya, kalau kita tidak bahagia? Apa artinya harta melimpah jika kita tidak memiliki hidup? Apakah semua harta yang kita miliki itu akan dibawa sampai mati? Bagi siapakah nanti apa yang telah kau sediakan itu?

Yesus mengingatkan kita, “Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah.”

Nasehat bijak mengatakan, “Bandha kuwi mung titipan, nyawa iku mung gadhuhan lan pangkat iku mung sampiran.

Artinya harta itu hanya titipan, nyawa itu hanya pinjaman dan pangkat itu juga hanya hiasan. Akan datang saatnya semuanya itu ditinggalkan dan tidak ada gunanya.

Maka Pak Mahfud bilang, “Janganlah mengejar pangkat atau jabatan.”

Menangkap ikan di tengah lautan,
Ombak besar menghantam nelayan.
Hati-hatilah dengan ketamakan,
Ada yang berambisi mengejar jabatan.

Cawas, mana yang ambisi, mana yang punya misi

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version