Home BERITA Belarasa Banjir Sintang: Silat Hulu dan Pasar Lanjak di Kapuas Hulu, Kalbar, Masih...

Banjir Sintang: Silat Hulu dan Pasar Lanjak di Kapuas Hulu, Kalbar, Masih Tergenang Banjir (14)

0
Ilustrasi - Permukiman penduduk di wilayah Silat Hulu dan Pasar Lanjak di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar, sampai hari Senin tanggal 29 November 2021 masih tergenang banjir. Namun semangat belarasa dan jiwa membantu sesama tetap ada di dada setiap anggota Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak (FRKP). Kredit foto FRKP via Br. Stephanus Paiman OFMCap.

INGAT dampak banjir massif yang melanda wilayah reksa pastoral Keuskupan Sintang, Kalbar, hingga hari Senin tanggal 29 November 2021 masih berlangsung.

Kemarin malah terjadi hujan deras, sehingga Pasar Lanjak di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu masih mengalami genangan air sangat tinggi.

Tim Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak (FRKP) yang dikomandani Bruder Stephanus Paiman OFMCap tetap bergeming ingin mencapai titik-titik lokasi permukiman penduduk yang hingga hari Senin kemarin masih saja tergenang banjir.

“Pasar Lanjak Kapuas Hulu, hari Senin 29 November 2021 pukul 15.24 WIB, masih tetap tergenang banjir. Ini merupakan dampak hujan deras sepanjang hari Minggu sehingga debit air bertambah  tinggi.

Kami berharap semoga genangan airnya bisa segera surut,” ungkap Bruder Stephanus Paiman OFMCap menjawab Sesawi.Net dari lokasi bencana di Kapuas Hulu, Kalbar.

Padahal banjir itu sudah terjadi sejak tanggal 21 Oktober 2021 lalu. Berarti sudah sebulan lebih, sejumlah kawasan permukiman di Kabupaten Sintang masih saja terendam banjir.

Pandai-pandainya sopir truk pengangkut bantuan amal kasih dari Pontianak ke korban terdampak banjir di wilayah permukiman Kapuas Hulu, Kalbar. (Forum Relawan Kemanusiaan Kalbar/FRKP via Bruder Stephanus Paiman OFMCap)

Butuh perjuangan besar

Akses menuju titik-titik lokasi genangan banjir juga tidak mudah dicapai. Pengemudi truk pengangkut bantuan amal kasih mesti pintar melakukan manuver untuk tetap bisa menjaga keseimbangan beban kendaraan di jalan tanah merah.

Setibanya di titik tertentu, bantuan diturunkan untuk kemudian disalurkan ke lokasi-lokasi permukiman penduduk yang kawasannya masih tergenang air.

Kali ini, moda transportasinya adalah klotok atau sampan motor. Dan kadang-kadang para anggota relawan itu mesti nyemplung ke genangan air juga.

Demi nyawa manusia.

Titik lokasi penurunan bantuan amal kasih untuk selanjutnya didistribusikan kepada wilayah permukiman penduduk yang masih tergenang banjir. Untuk itu, bantuan diangkut dengan sampan-sampan motor. (FRKP via Br. Stephanus Paiman OFMCap)
Mau tidak mau ya harus berani nyemplung masuk genangan banjir agar bantuan amal kasih bisa mencapai titik lokasi rumah-rumah penduduk yang tidak bisa kemana-mana karena tidak punya klotok. Jadi sistem jemput bola dipraktikkan oleh Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak (FRKP). Demi menyelamatkan nyawa manusia. (FRKP via Br. Stephanus Paiman OFMCap)

Berikut ini rekaman peristiwanya yang dikirim oleh Bruder Stephanus Paiman OFMCap kepada Sesawi.Net hari Senin petang kemarin.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version