Puncta, 12 Januari 2025
Pesta Pembaptisan Tuhan
Lukas 3: 15-16.21-22
UNTUK masuk menjadi prajurit harus mengikuti tahap pendadaran. Begitu pula yang harus dilakukan oleh para Kurawa dan Pandawa. Destarastra, raja di Astina meminta Pandita Drona, guru yang mengajarkan olah ketrampilan perang melakukan pendadaran kepada murid-muridnya.
Para Pandawa sangat mahir dalam olah senjata. Mereka lolos dalam pendadaran. Sebaliknya Kurawa banyak yang gagal karena mereka tidak pernah berlatih. Yang dilakukan hanya pesta pora dan kesenangan saja.
Hari ini kita rayakan Pesta Pembaptisan Tuhan. Yesus dibaptis di Sungai Yordan. Tindakan ini semacam inaugurasi atau pengumuman bahwa Yesus adalah Anak Allah yang dikasihi. Ia memulai karya-Nya untuk mewartakan Injil dan menyelamatkan manusia.
Kita diingatkan akan pembaptisan kita masing-masing. Dengan baptis, kita dimasukkan ke dalam hidup Yesus Kristus, Putera Allah. Kita masuk ke dalam persekutuan-Nya dengan Bapa dalam Roh Kudus.
Seperti Yesus yang menerima Roh Kudus, kita pun dalam Roh menjadi warga Kerajaan Allah dan menyatu dengan Kristus.
Maka kita bisa bertanya, apakah hidup kita yang sudah dibaptis ini, sungguh-sungguh menyerupai hidup Yesus?
Dengan baptis, kita juga diutus seperti Kristus menjadi imam (Menguduskan), nabi (Mewartakan) dan raja (Memimpin). Kita semua dipanggil untuk ambil bagian dalam karya Kristus itu.
Dengan baptis kita juga disatukan dengan Gereja, persekutuan umat Allah di dunia. Kita hidup tidak berjalan sendiri, tetapi sebagai umat Allah kita hidup bersama dalam Gereja-Nya.
Apakah kita juga mengambil peran dalam membangun umat Allah?
Kita bisa ambil peran di mana saja, di keluarga, masyarakat, Gereja, dalam tugas pekerjaan kita setiap hari.
Dengan baptisan kita dipanggil menguduskan dunia. Dengan demikian kita juga menjadi anak kesayangan Bapa.
Waktu baptis saya mengantuk,
Terkejut dicurahi air di bathuk.
Jadilah orang tawakal dan tunduk,
Agar berkahnya bertumpuk-tumpuk.
Wonogiri, syukur atas baptis mulia…
Rm. A. Joko Purwanto Pr