Home BERITA Batu Sandungan

Batu Sandungan

0
Batu sandungan by Ist

Puncta 09.08.21
Senin Biasa XIX
Matius 17: 22-27

MELAKUKAN sesuatu yang mengakibatkan martabat seseorang menjadi jatuh. Itulah yang dimaksud dengan batu sandungan.

Sebuah tindakan yang bisa menjatuhkan martabat seseorang. Tindakan itu akan menjadi preseden buruk bagi sekitarnya. Apalagi kalau yang melakukan adalah seorang figur publik.

Nama baik harus dijaga betul agar tidak menodai martabat pribadi.

Misalnya, seorang imam semestinya menunjukkan tutur kata yang menyejukkan, menentramkan, membawa damai, “ngayomi” dan “ngemong”.

Namun ada imam yang suka marah-marah, berteriak-teriak, bentak-bentak di mimbar, sok kuasa, sok pinter.

Tindakan seperti ini akan menjadi batu sandungan.

Seorang imam yang seharusnya jadi panutan, mengajak kepada kebaikan dan kesucian, menyatukan umat, hidup rukun dan saling menghormati. Namun malah memecah belah, menebar permusuhan, menghancurkan dan membuat miris.

Tindakan kontra produktif ini bisa menjadi kerikil yang menjatuhkan.

Tidak lama pasti akan terpeleset oleh polahnya sendiri. Kerikil kecil seperti “Chatingan melow-melow sedap ” bisa membuat dunia runtuh seketika.

Secara tidak sadar batu sandungan itu akan menghancurkan martabat sendiri.

Yesus tidak mau menjadi batu sandungan. Ia pernah berkata, “Apa yang menjadi hak kaisar berikan kepada kaisar. Apa yang menjadi hak Allah berikan kepada Allah.”

Kewajiban kepada negara tetap harus diberikan. Ia menyuruh Petrus untuk membayar pajak bagi negara. “Agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka.”

Apa yang pernah dikatakan-Nya, juga dilakukan-Nya agar tidak menimbulkan batu sandungan. Inilah teladan seorang pemimpin.

Martabat pribadi kita dinilai dari tutur kata dan tindakan sehari-hari. Sesuainya kata dan tindakan itulah integritas pribadi.

Kata dan tindakan akan menjadi batu sandungan jika tidak sesuai dengan realitasnya.

Jangan sampai kita tersandung oleh batu atau kerikil yang kita lempar sendiri.

Apakah kita sudah menjaga martabat pribadi kita? Apakah tutur kata dan tindakan kita menjadi batu sandungan bagi sesama?

Mungkin kita perlu bercermin atau berkaca pada permukaan air yang tenang dan bening.

Pagi-pagi menikmati bunga bermekaran.
Sambil berjemur di matahari siang.
Mari kita singkirkan batu sandungan.
Tutur kata yang tidak sesuai harus dibuang.

Cawas, menjaga imun…

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version