Dari gambar ultrasound dapat dilihat bahwa janin laki-laki telah mengalami ereksi penis di dalam perut ibunya.
Hingga bayi berusia sekitar setahun juga bisa mengalami ereksi kelamin, misalnya pada saat mereka dimandikan, disusui, ataupun digendong. Ereksi ini merupakan respon yang normal karena dipeluk dan dicintai, yang merupakan aspek penting dalam ikatan antara orangtua dan anak.
Selain itu ereksi pada bayi ini jga merpakan salah satu cara menunjukkan perasaan senangnya.
Pengalaman dengan rasa senang ini ternyata sangat penting bagi anak-anak jika ia mulai dewasa. Kelak mereka akan lebih mampu bertukar perhatian dan menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain.
Ketika anak-anak memasuki usia dua tahun biasanya mulai memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang dunia dan orang-orang di sekitarnya, dan mereka siap untuk mencari tahu.
Pada masi ini mereka suka memeluk, mencium, menggendong, bahkan naik di atas teman-temannya, dan saling memperlihatkan kelamin masing-masing.
“Anak juga bisa belajar untuk mengekspresikan perasan dekat dan erotisnya melalui aktifitas memeluk dan mencium. Respon yang diterimanya saat ia mengekspresikan keintiman itu memiliki pengaruh yang kuat pada cara ia mengekspresikan seksualitasnya kelak,” tulis Robert Crooks dan Karla Baur.
Sebagai orangtua yang memiliki aneka kesibukan atau masalah, kadang kita menolak dan menepiskannya ketika anak ingin mencium dan memeluk.
“Capek,” begitu alasan yang secara spontan diberikan. Dan kini kita tahu bahwa respon seperti itu bisa berdampak negatif bagi perkembangan seksualitas anak.
Pada usia empat atau lima tahun anak-anak akan semakin tinggi rasa ingin tahunya menyangkut seksualitas. Bisa jadi mereka akan semakin sering menyentuh kelaminnya (masturbasi), mulai melakukan permainan seks dengan teman-temannya yang lazim disebut ‘dokter-dokteran’ dan sangat ingin tahu apa yang dilakukan oleh orangtuanya di kamar mandi. Permainan ‘dokter-dokteran’ ini paling banyak dilakukan antara usia 6-10 tahun.
Namun, akan salah besar jika orangtua menggunakan persepsinya menyangkut seksualitas pada bayi dan kanak-kanak. Bagaimanapun, mereka belum memiliki konsep dan perasaan seksual seperti yang dipahami dan dialami orang dewasa.
Sumber : SEHATNEWS.com