Bekal Melimpah

0
Ilustrasi - Bekal perjalanan. (Ari Dasantari)

Puncta 01.02.24
Kamis Biasa IV
Markus 6: 7-13

BEBERAPA kali saya diajak pergi “healing” atau piknik dengan suster-suster. Biasalah saya yang jadi sopirnya. Saya melihat mereka mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti. Tidak ketinggalan adalah bekal-bekal makanan yang sangat banyak. Seperti mau pergi menginap berhari-hari saja.

Ada keranjang penuh dengan makanan. Ada keranjang penuh dengan minuman. Ada keranjang khusus alat-alat untuk makan dan minum. Bahkan tissue basah dan segala kain lap sudah tersedia.

Satu mobil yang berisi 5-6 orang itu, di bagasi belakangnya penuh dengan makanan. Makanan atau snack untuk di perjalanan ada sendiri.

Makanan untuk di arena wisata juga disendirikan. Saya sebagai sopir sudah disediakan dan dilayani “ngemil” tak ada henti-hentinya.

Yang sering terjadi bekal itu selalu tersisa banyak dan akhirnya dibawa pulang kembali. Entah karena tidak biasa makan di warung apa adanya atau takut tidak ada makanan saat bepergian, sehingga persediaan disiapkan sedemikian rupa.

Berbeda dengan perintah Yesus pada murid-murid-Nya hari ini. Mereka diutus pergi berdua-dua untuk mewartakan Injil. Yesus melarang mereka untuk membawa apa-apa dalam perjalanan.

Mereka tidak boleh membawa roti, uang di ikat pinggang, atau baju berangkap-rangkap. Mereka boleh membawa barang seperlunya saja. Tongkat demi keamanan dan alas kaki demi kesehatan.

Tuhan memberi perintah dan tugas, Tuhan juga yang akan melengkapi dan memenuhi segala keperluan. Murid-murid diajak untuk fokus pada perutusan saja.

Mereka diminta untuk percaya pada yang memberi tugas. Tuhan akan menjamin kita tidak akan kekurangan.

Kita diajak untuk tidak repot dengan segala tetek bengek bekal, fasilitas dan sarana-prasarana. Konsentrasi saja pada tugas perutusan yakni membawa Kabar Gembira kepada semua orang.

Dari pengalaman, tidak ada seorang imam yang mati kelaparan dalam tugas. Semuanya baik-baik saja. Bahkan jika bertugas di daerah terpencil sekalipun.

Yang sering tidak baik itu justru bagaimana pelaksanaan tugas kita. Kadang kerja tidak disiplin, malas dan semau-maunya.

Banyak alasan kesibukan padahal hanya asyik dengan hobi dan kesenangannya sendiri.

Pesan Injil hari ini mengingatkan kita untuk fokus saja pada tugas perutusan. Bagaimana menjalankan tugas sebaik-baiknya karena kita sudah dipilih untuk pergi berdua-dua.

Betapa sedih rakyat di Palestina,
Perang tak henti makin merajalela.
Jangan khawatir dengan nasib kita,
Tuhan sudah mengatur semuanya.

Cawas, jangan kawatir akan hidupmu
Rm. A. Joko Purwanto Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version