“Saudara-saudara kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi siapapun di antaramu. Di samping itu, kami pun memberitakan Injil Allah kepada kalian.” (1Tes 2,9)
BANYAK orang bekerja siang malam. Apa yang membuat Real Madrid begitu perkasa sampai menjuarai La Liga dan Liga Champions? Salah satu alasan adalah kondiis fisik pemain yang prima. Tim medis, yang terdiri tiga dokter dan sembilan fisioterapis, bekerja siang malam dalam menjaga kondisi fisik para pemain atau mengobati mereka yang cedera. Di Jakarta, Presiden minta agar seluruh jajaran Kanwil BPN bekerja cepat siang malam untuk mempercepat proses sertifikasi tanah. Jumlah tanah yang sudah disertifikasi baru selesai enam puluh persen. Di Provinsi Kepulauan Babel, pemerintah kota setempat juga bekerja siang malam dalam mempersiapkan penyelenggaraan event Kejuaraan Dunia Motorcross. Mereka harus memastikan bahwa event oleh raga besar ini akan berlangsung dengan baik demi nama baik Kota Pangkalpinang dan demi nama baik negara Indonesia di mata internasional.
Bekerja siang malam maksudnya adalah bekerja keras dan tidak mengenal lelah. Mereka bekerja tanpa adanya batasan waktu, sekalipun tetap menjaga waktu untuk istirahat beberapa saat. Mereka bekerja sungguh-sungguh tanpa mengenal rasa malas; bekerja dengan tekun dan setia serta jauh dari rasa jenuh dan bosan. Mereka bekerja dengan seluruh kemampuan, ketrampilan dan tenaga yang ada; dengan sepenuh hati dan segenap pikiran yang terpusat pada pekerjaan yang dilakukan. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia dan tidak ada kesempatan yang berlalu begitu saja.
Banyak orang bekerja siang malam tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan finansial atau material; atau untuk mencukupi berbagai macam kebutuhan hidup. Mereka bekerja siang malam dengan maksud atau tujuan tertentu, yakni: ingin mendapatkan hasil kerja yang maksimal dan memuaskan; untuk menyelesaikan banyak hal yang mangkrak atau terbengkelai; untuk menata dan mengatur banyak hal yang masih semrawut dan tidak jelas; untuk mendapatkan atau mempertahankan nama baik dan menghindarkan diri dari olok-olok orang lain; untuk mewujudkan target atau sasaran yang telah ditetapkan.
St. Paulus pun bersedia bekerja siang malam, agar dirinya tidak menjadi beban bagi orang lain. Paulus bersedia bekerja siang malam agar dirinya tidak tergantung pada orang lain; agar bisa mandiri dalam banyak hal dan tidak tergantung pada uluran tangan orang lain; agar bisa mencukupi berbagai macam kebutuhan hidup dan tidak mengandalkan bantuan atau pemberian orang lain. Bahkan, di sela-sela waktunya bekerja siang malam, Paulus masih bisa mewartakan Injil Allah kepada banyak orang. Kegiatan untuk mewartakan Injil tidak mengurangi waktu bekerjanya; tidak mengganggu kerja kerasnya siang malam; tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya.
Pribadi macam apakah diriku ini: apakah termasuk orang yang bersedia bekerja siang malam dan tidak menjadi beban bagi orang lain? Bagaimana saya harus mengatur waktu untuk bekerja siang malam dan sekaligus mewartakan Injil kepada banyak orang, sehingga keduanya bisa berjalan seiring dan tidak saling merugikan satu dengan yang lain? Berkah Dalem
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)